Buku Teks
Ecstasy gaya hidup : kebudayaan pop dalam masyarakat komoditas Indonesia
Mengapa kalau lapar ke McDonald's dan bila haus mesti minum Coca Cola? Mengapa shopping malls kian menjamur sementara pasar-pasar tradisional mulai menyusut? Mengapa produksi telepon seluler terus digenjot sementara fasilitas telepon umum cenderung stagnan? Mengapa produksi mobil pribadi kian menderas sementar kendaraan umum senantiasa kekurangan? Gaya hidup berikut simbol-simbolnya saat ini tengah mengguncang struktur kesadaran manusia. Masyarakat cenderung terserap dalam keperkasaan kebudayaan pop yang kian hegemonik dengan segala atributnya. Gaya hidup telah menjadi komoditas dan dalam menapaki kehidupannya kebanyakan orang tampak lebih mementingkan "kulit" ketimbang "isi".
Buku ini mencoba menunjukkan--di balik semua fenomena di atas--ada mesin besar "ideologi gaya hidup", "ideologi waktu senggang", "halusinasi haus kenikmatan", dan mitologi penampilan diri yang mendorong manusia modern untuk terus mengkonsumsi demi kehidupan yang "wah" dan penuh hura-hura. Di samping itu, buku ini juga menyoroti sisi-sisi subtil fenomena gaya hidup dan ongkos sosial yang menyertainya. Gelombang kebudayaan pop dalam masyarakat komoditas Indonesia ditelusuri dari pelbagai sudut pandang oleh para pakar yang kompeten di bidangnya. Buku ini berguna bagi para pengkaji kebudayaan Indonesia, pemerhati industri hiburan, pengkaji sastra dan seni populer, serta para dosen dan mahasiswa dalam disiplin komunikasi dan politik.
Tidak tersedia versi lain