Buku Teks
Kearifan Lokal Minangkabau
Buku ini terdiri dari beberapa bab, bab pertama pendahuluan, bab kedua kearifan lokal pendidikan, bab ketiga kearifan lokal politik, bab keempat kearifan lokal tradisi kebudayaan, bab kelima kearifan lokal lingkungan, bab keenam kearifan lokal kuliner, bab ketujuh kearifan lokal keluarga dan bab terakhir kearifan dunia anak. Istilah local genius diperkenalkan pertama kali oleh Wales dalam bukunya Culture change in greater india tahun 1948 (Sartini 2009 hlm 12) selanjutnya dalam istilah ke Indonesiaan dikenal dengan kearifan lokal.. Kearifan lokal dalam kartawinata (2011 hlm 11) mengemukakan bahwa kearifan lokal sebagai pengetahuan setempat atau kecerdasan setempat yang menjadi dasar identitas suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat bersumber dari nila-nilai yang digali dari budaya masyarakatnya. Nilai-nilai kearifan lokal bukanlah penghambat kemajuan di era global, namun menjadi kekuatan transformasional yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sebagai modal keunggulan kompeteitif dan komparatif suatu bangsa. Oleh karenanya upaya menggali nilai-nilai kearifan lokal merupakan langkah strategis dalam upaya membangun karakter bangsa. (Wagiran. 2012 hlm1) Di Indonesia yang berperan dalam membentuk pendidikan karakter tidak akan efektif dan berguna kalau kearifan lokal tidak diimplementasikan dalam kehidupan konkret sehari-hari sehingga mampu merespons dan menjawab arus zaman yang telah berubah. Kearifan lokal akan efektif berfungsi sebagai senjata, tidak sekadar pusaka yang membekali masyarakatnya dalam merespons dan menjawab arus zaman. Menggali dan melestarikan berbagai unsur kearifan lokal, tradisi dan pranata lokal, termasuk norma dan adat istiadat yang bermanfaat, dapat berfungsi secara efektif dalam pendidikan karakter, sambil melakukan kajian dan pengayaan dengan kearifan-kearifan baru
Tidak tersedia versi lain