Tugas Akhir
Perancangan Buku Esai Foto Serasi Batik Betawi "Potret Pelestari Perajin Batik Betawi"
Batik bagi masyarakat Betawi sebetulnya bukan hal yang baru sebab sudah sejak dahulu masyarakat Betawi telah mengenal batik dan mengenakannya sebagai busana sehari-hari. Meskipun pada saat itu batik-batiknya merupakan batik yang diproduksi oleh daerah-daerah penghasil batik. Kemudian seiring berjalannya waktu, berkat didirikannya Pasar Senen dan Tanah Abang pada masa pemerintah kolonial Belanda ternyata memicu tumbuhnya industri pembatikan di Jakarta pada saat itu yang diawali oleh para pengusaha-pengusaha batik dari daerah Jawa serta pengusaha Tionghoa. Industri pembatikan tersebut akhirnya menyerap penduduk sekitar, termasuk masyarakat Betawi. Namun, batik-batik yang diproduksi pada saat itu dibuat berdasarkan permintaan pasar yang umumnya merupakan batik-batik dengan motif pesisir dari daerah Pekalongan, Lasem, Cirebon dan sebagainya. Masyarakat Betawi pun akhirnya turut menciptakan motif-motif batik Betawi seperti contohnya seser ciliwung, gerimis, dan bambu kuning, akan tetapi motif tersebut belum bisa ditemukan hingga sekarang karena tidak adanya regenerasi dan buruknya penyimpanan kain. Industri batik di Jakarta lambat laun menghilang akibat permasalahan limbah dan perubahan tata ruang kota pada akhir tahun 1980- an hingga akhirnya pada akhir tahun 2010 Sanggar Seraci Batik Betawi yang diprakasai oleh Umi S. Adi Susilo pun didirikan, idenya berawal dari mengapa batik hanya dari daerah-daerah Jawa saja, sehingga ia berkeinginan agar Betawi juga bisa menghasilkan batik dengan motif-motif khas Betawi.
Kata kunci: Batik, batik Betawi, sanggar batik Betawi, motif, Betawi, Jakarta
KT20229057 | DK/Agr/p/2022 | Ruang Skripsi | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - BACA DI TEMPAT |
Tidak tersedia versi lain