Tugas Akhir
Dikie Pauh Dalam Acara Baralek Di Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji Kota Padang Provinsi Sumatera Barat
Dikie Pauh adalah sastra lisan Minangkabau yang merupakan kesenian yang berisikan tentang, dzikir, sholawat, serta hikayat yang menceritakan tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam bentuk sajian seni vokal dengan irama yang khas, namun dengan seiring perkembangan zaman, kesenian ini mulai sedikit peminat. Sebagian kesenian terus berlanjut mengadaptasi diri dengan kekinian masyarakatnya, begitupun kesenian Dikie Pauh ini. Mulanya Dikie Pauh ini ditampilkan hanya saat perayaan Maulid Nabi saja dan disebut dengan Dikie Maulud, namun seiring perkembangannya, kesenian ini dapat ditampilkan dalam acara keagamaan dan acara adat lainnya, seperti acara Baralek. Dalam hal ini, tentu terdapat perbedaan antara penyajian Dikie Pauh yang ditampilkan saat perayaan Maulid Nabi dengan penyajian Dikie Pauh dalam acara Baralek. Penyajian kesenian Dikie Pauh ini masih bertahan sebagaimana bentuk aslinya yang mana terdiri dari penyediaan Junjuang Banih, pembakaran kumayan, dilanjut dengan penyampaian kata sambutan, pembacaan surah Al-Fatihah, Shalawat, Salapal Anam, Hikayat, Bazanji, dan ditutup dengan doa. Dalam penyajiannya kesenian Dikie Pauh ini tidak memiliki siklus melodi yang tetap ataupun birama yang terikat, tetapi memiliki melodi pokok dalam penyajiannya. Penelitian kualitatif ini, meneliti terkait bagaimana bentuk penyajian Dikie Pauh dalam acara Baralek, serta membahas mengenai fungsi Dikie Pauh dalam acara Baralek. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melalui pendekatan etnomusikologis, melalui observasi, studi pustaka, serta wawancara, dan dokumentasi.
KT20228771 | EG/Yul/d/2021 | Ruang Skripsi | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - BACA DI TEMPAT |
Tidak tersedia versi lain