Tugas Akhir
Mitos Maskulinitas Dalam Iklan (Studi Kasus Iklan Produk Kecap ABC)
Ideologi gender yang menghasilkan stereotipe tentang pembagian peran
(peran domestik dan publik) berdasarkan jenis kelamin memiliki pengaruh besar
dalam masyarakat. Laki-laki sebagai gender yang dominan memiliki tanda
maskulinitas sebagai alat ukur utama dalam pembagian peran tersebut. Iklan yang
dipublikasikan di televisi maupun media sosial menjadi salah satu media yang
melanggengkan ideologi gender tersebut melalui pesan-pesan yang disampaikan.
Selain itu pesan dalam iklan menjadi salah satu alat dimana gagasan baru akan
disampaikan kepada masyarakat, salah satunya adalah kesetaraan gender yang
berusaha diangkat dalam iklan produk Kecap ABC.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan mitos yang dihasilkan
pada iklan televisi Kecap ABC “Super Bunda dan Suami Sejati” dan iklan yang
dipublikasikan pada platform Instagram. Menggunakan analisis semiotika milik
Roland Barthes dimana melalui tiga tahap akan dibedah scene serta aspek visual
yang ada pada dua iklan yang menjadi objek kajian. Tataran pertama yang akan
membedah makna denotasi, tataran kedua akan membedah makna konotasi hingga
pada akhirnya sampai pada tataran ketiga akan menghasilkan mitos yang memiliki
fungsi mengungkapkan serta memberi pembenaran atas nilai dominan yang
berlaku dalam masyarakat pada periode tertentu. Melalui ketiga tahapan tersebut
tentunya akan dipaparkan berbagai kategori tentang bagaimana masing-masing
gender divisualkan dalam iklan.
Berbagai temuan hasil analisis tersebut tentunya didasarkan pada
kebutuhan untuk menjual produk yaitu Kecap ABC. Dengan demikian produsen
mengantarkan gagasan baru tentang kesetaraan gender dengan menjadikan lakilaki sebagai objek melalui iklan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pembuat
iklan mengunakan maskulinitas dalam wacana kesetaraan gender sebagai
komoditas bagi produk mereka, yaitu Kecap ABC. Iklan telah memproduksi dan
mendekonstruksi budaya serupa tentang maskulinitas dalam implikasi teoritis dari
penelitian ini. Jadi dapat dikatakan bahwa media seperti iklan telah
mengkonstruksi mitos maskulinitas sehingga mitos tersebut telah menjadi nilainilai yang secara alamiah dipakai dalam masyarakat.
KT20218290 | DK/Mar/m/2019 | Ruang Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain