Tugas Akhir
Tabut Bekabung
Bengkulu merupakan daerah yang cukup banyak tradisi atau adat istiadat
yang masih terpelihara hingga saat ini walaupun dengan kualitas yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Tabut merupakan suatu upacara adat daerah
Bengkulu yang diselenggarakan pada tanggal 1 sampai 10 Muharam tahun Hijriah
dengan tujuan untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yaitu
Husain bin Ali bin Abi Thalib yang terbunuh di Padang Karbala.
Penciptaan karya tari ini merupakan pencapaian ide suatu makna dari
Upacara Tabut yang sudah menjadi tradisi daerah Bengkulu setiap tanggal 1
Muharram. Hal ini terinspirasi dari melihat dan mengamati berlangsungnya
upacara Tabut dengan keindahan dan kemewahannya, namun di balik
keindahannya upacara Tabut mempunyai makna tersendiri yaitu berkabung dan
semangat para kaum syi’ah yang mencari bagian-bagian tubuh dari Husain bin Ali
bin Abi Thalib.
Karya tari Tabut Bekabung yang menceritakan tentang makna upacara
Tabut yaitu berkabung dan semangat kaum syi’ah yang mencari bagian-bagian
tubuh Husain bin Ali bin Abi Thalib. Karya ini merupakan jenis koreografi
kelompok dengan menggunakan sepuluh penari putri. Bentuk penyajian dalam
karya ini adalah simbolik, refresentasional. Tipe garapan pada karya ini dititik
beratkan pada unsur dramatik tentang berkabung dan semangat kaum syi’ah.
Karya ini menggunakan motif-motif tari Melayu yang pada dasarnya yaitu gerak
silat cikak Bengkulu, lenggang dan petik bunga serta pengembangan gerakan dari
karya sebelumnya di Koreografi Mandiri yaitu Meradai, namun akan lebih
banyak pengembangan dan penambahan gerak lagi. Ruang gerak yang digunakan
seperti gerak rampak, mengalun dan saling mengisi. Selain itu, gerak improvisasi
juga akan digunakan dalam karya ini untuk menunjukkan rasa berkabung dan
semangat yang sesungguhnya.
KT20196659 | ST.PCT/Jaz/t/2018 | Ruang Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain