Tugas Akhir
Giyah Supanggah: Jejak Seniman Wayang Topeng Dalang Klaten
Penelitian ini tentang seorang seniman perempuan Giyah Supanggah. Ia
merupakan seniman wayang topeng perempuan dalam kelompok wayang topeng
dalang Klaten. Ia keturunan dalang Mokaton (Somokaton), bernama Jaka Purwa
Pandaya putra dari Widhi Harsono. Giyah Supanggah diakui sebagai seniman
serba bisa, karena selain piawai menari topeng, ia juga seorang dalang wayang
topeng, dalang wayang kulit, pesinden dan pengrawit, bahkan juga bisa menatah
dan menyungging (membuat wayang). Menurut cerita para tokoh seniman di
Klaten, sekarang ini hanya Giyah yang menjadi dalang perempuan sekaligus
penari topeng di Kabupaten Klaten. Walaupun banyak dalang perempuan di
Klaten hanya Giyah yang mampu menari topeng dan masuk dalam kelompok
wayang topeng dalang.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan biografi dan antropologi.
Biografi merupakan bagian dari penulisan sejarah seseorang, secara fakta sosial
karena biografi juga menjelaskan permasalahan sebuah kebudayaan lokal baik
tradisi maupun konsep kehidupan secara umum. Biografi menjelaskan riwayat
hidup seseorang yang memiliki peran penting bagi keberlangsungan karya atau
ide gagasan yang dapat bermanfaat untuk orang banyak dalam penjelasan secara
luas.
Sosok Giyah Supanggah sebagai seorang dalang perempuan dan
pengalaman hidupnya dalam bergelut dan mempertahankan kesenian topeng
dalang sangat menarik untuk diteliti. Life history tidak hanya berisikan catatan
hidup yang dilalui oleh seorang tokoh, namun pendekatan ini mampu menembus
konstruksi sosial dari sebuah pengalaman seseorang yang dapat menggambarkan
realitas sosial yang ada di dalam lingkungannya. Sosok Giyah mampu
memerankan dan menguasai kesenian yang umumnya dilakukan oleh laki-laki,
dengan teknik yang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Giyah
adalah dalang perempuan yang mampu mengangkat emansipasi wanita Jawa
pada masa sekarang.
KT20196657 | ST/Wah/g/2018 | Ruang Skripsi | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain