Buku Teks
Pertunjukan Mother Dance Berdasarkan Kisah Cinta dan Kematian Ibu Nyai Ratu Malang
Semua manusia dilahirkan dari rahim seorang ibu, seorang dalam tubunya sebagai perempuan.
Dan setelahnya manusia lahir, menjalani kehidupan, dan kematian menjadi kepastian yang
tidak dapat digugat oleh siapapun. Kehadiran teater dalam kehidupan manusia terutama pada
pelakunya memberikan artian serta makna yang luas. Terutama dalam hal ini proses
penciptaan teater tidak sempit dipandang menyoal penciptaan karya yang disajikan. Namun
lebih luas lagi mengalami proses pembedahan atas diri pelaku sebagai manusia yang
merupakan proses kemanusiaan yang terus berjalan. Jika ditelisik lebih dalam dan tajam
proses teater mampu menggugah, mengubah, jati diri manusia dalam menjalani, memaknai
kehidupannya. Ingatan empiris Kematian Ibu digunakan sebagai landasan teks pertunjukan.
Sebab setiap seseorang adalah anak. Ketika Ibu pergi, hilang ataupun meninggal, hadirlah
sebuah pengalaman kehilangan. Maka rasa kehilangan secara alamiah bertumbuh menjadi
sebuah kerinduan. Cinta, kematian, kerinduan menjadi landasan sekaligus pengikat dalam
narasi teks Mother Dance. Bingkai judul Mother Dance ditempatkan sebagai ide, kemudian
bentuk hingga narasi pertunjukan merupakan hasil serapan dari ruang yang dipilih. Istana
Kematian dipilih sebagai ruang peristiwa pertunjukan Mother Dance hingga menemu teks
kisah kematian dari Ibu Nyai Ratu Malang yang seorang sindhen dari Kyai Panjang Mas
(dalang wayang pertama Mataram Islam)
Kata Kunci : tubuh, ingatan empiris, ibu, kematian, antaka pura, nyai Ratu Malang
Tidak tersedia versi lain