Buku Teks
Bedhaya Semang Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Reaktualisasi sebuah Tari Pusaka
Bedhaya Semang sebagai tari pusaka tertua di keraton Yogyakarta telah hampir satu abad tidak pernah tersentuh sejak masa pemerintahan HB VIII (1921-1939). Pengaruh pandangan modern sangat berpengaruh dalam perkembangan seni tari pada masa itu sehingga banyak diciptakan bentuk-bentuk tari yang baru. Dala perkmbangannya Bedhaya Semang akhirnya di-desposisi-kan sebagai induk dari semua tari bedhaya dan serimpi di Keraton Yogyakarta. Keterbukaan Karaton Yogyakarta sebagai sumber utama sangat membantu penulis dalam mengangkat tujuan utama penulisan buku ini dalam menelaah keberadaan Bedhaya Semang baik sebagai pusaka maupun sebagai karya seni dalam reaktualisasinya pada masa kini. Reaktualisasi Bedhaya Semang merupakan kasus bagaimana proses penghadiran kembali suatu tari yang dikeramatkan dapat dilakukan tanpa menjadikannya terperosok ke dalam dimensi profan.
BK201818977 | 793.319 598 2 Suh b c.1 | Ruang Tandon Lt 4 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - BACA DI TEMPAT |
Tidak tersedia versi lain