Buku Teks
Filsafat komunikasi
Buku ini ditulis dengan tujuan pokok menggugah banyak pendidik Ilmu Komunikasi untuk lebih terbuka terhadap perkembangan yang sedang ada. Gugahan demikian ini timbul dari pemikiran, bahwa suatu ilmu tidak dapat berkembang apabila para pembinanya sendiri tidak mau mengembangkannya. Suatu ilmu mempunyai hak existensi bukan karena sejarahnya saja, bukan karena kenyataan pengajarannya di perguruan tinggi saja, akan tetapi hak existensi tsb. diperolehnya apabila masyarakat mengakuinya sebagai ilmu yang bermanfaat baginya. Sehubungan dengan ini pula, maka kenyataan pengajaran suatu ilmu di perguruan tinggi, rnempunyai akibat bahwa ilmu tersebut haruslah bisa mengikuti perkembangan universil dalam bidang ilmu pengetahuannya, ataupun perkembangan ilmu lain yang mempengaruhi ilmu yang dibinanya. Haruslah jeias bagi para pembina Ilmu Komunikasi apa yang disebut ilmu pengetahuan dan perbedaannya dengan ketrampilan. Memang ketrampilan perlu diajarkan juga kepada anak didik, akan tetapi pengajaran Ilmu Komunikasi di perguruan tinggi bukan pertama-tama dimaksudkan untuk menggunakan komunikasi secara trampil (=technicalities), akan tetapi lebih banyak mengajarkan mencari jawaban terhadap pertanyaan : "mengapa Disinilah letak dasar dari filsafat dan pendidikan di perguruan tinggi, yang harus menilai, mencari jalan dan mencari data dan berdasarkan semua itu dan pertanyaan "mengapa" yang berkali-kali diajukannya, memberi jawaban sebagai jalan keluarnya. Inilah maksud pendidikan di perguruan tinggi pada umumnya, yang juga merupakan dasar bagi limu Komunikasi yang diajarkan, di perguruan tinggi. Dalam rangka inilah maka penelitian sosial dan metodanya diajarkan, yaitu untuk memperoleh jalan dalam bidang ilmunya yang seakan-akan merupakan hutan-belukar. Dengan dimilikinya beberapa meloda penelitian, maka penelitian Ilmu Komunikasi dapat menebang hutan untuk dibuat jalan, diletakkannya beberapa patokan sebagai variabel yang terawasi ('controlled variables), tak lain dan tak bukan untuk dalam fase analisa dapat menemukan kembali patokan tsb. dan dapat membuat jalan kembali dan tidak tersesat sendiri dalam hutan-belukar tsb. Setelah mengunjungi hutan belukar tsb, melalui jalan yang dirintisnya maka ahli komunikasi dapat membuat dan mengembangkan teorinya, yaitu menceriterakan apa yang dilihatnya, apa yang dialaminya dan bagaimana ia telah mengatasinya sehingga dapat menyusun laporan ilmiahnya.
Tidak tersedia versi lain