Buku Teks
Metafora visual kartun editorial pada surat kabar Jakarta 1950-1957
Melalui penelitian yang ini tampak relasi yang kuat antara kartun editorial dengan sistem politik dan lingkup budaya yang menaunginya. Relasi tersebut tampak dalam keragaman metafora visual yang diciptakan dan sikap emotif yang ditampilkan kartun editorial masa tersebut. Keberimbangan politik memberi peluang beşar pada keterbukaan menyampaikan sikap emotif melalui metafora kartun. Kecenderungan gaya kartun editorial yang sangat dominan masa itü adalah pada wimba realistis dengan teknik garis dan nada tengah. Hal tersebut menempatkan distorsi Sibarani sebagai anomali. Secara umum kartun lelucon masa itü menggunakan teknik garis, yang mana tampak pula pada kartun lelucon Sibarani masa awal karirnya. Tapi tampilan kartun editorial Sibarani juga memakai garis dan nada tengah, seakan dibedakan antara lelucon (sederhana) dengan kartun editorial (lebih "berat"). Setelah menetap di , garis sederhana dengan distorsi anatomis menjadi karakteristik kartun editorial beliau.
Tidak tersedia versi lain