Tugas Akhir
Eksistensi pertenunan Santa Maria Boro guna mempertahankan produksi tenun Boro dalam penyutradaraan film dokumenter :Meniti Asa" dengan gaya ekspositori
Film dokumenter "Meniti Asa" secara mendalam menggali kisah Pertenunan Santa Maria Boro, sebuah lembaga yang gigih mempertahankan tradisi produksi kain Tenun Boro. Sejak zaman penjajahan Belanda, pertenunan ini telah menjadi penjaga sejarah panjang, terus berupaya memproduksi kain tenun yang khas hingga saat ini. Kepemimpinan yang kuat terlihat dalam sosok Bruder Marcel sebagai penghubung antara Yayasan dan pertenunan, serta Bapak Sudaryanto sebagai pemimpin produksi kain tenun. Meskipun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), mereka tetap setia pada proses tradisional. Film ini mengadopsi gaya ekspositori yang menekankan pada informasi yang didapatkan melalui pengamatan cermat. Dengan mengamati secara mendalam, dokumenter ini menyoroti cara, kebiasaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku di Pertenunan Santa Maria Boro untuk mempertahankan produksi Kain Tenun Boro. Meskipun produksi Tenun Boro mengalami perubahan dari masa ke masa, eksistensi Pertenunan Santa Maria Boro terus berlanjut dengan cara mempertahankan kualitas produksi. Dokumenter ini membuka ruang untuk memahami tantangan dan ketekunan yang mereka hadapi. Lebih dari sekadar menciptakan kain tenun, pertenunan ini menjadi penjaga sejarah dan warisan budaya yang berharga. Dari karya ini, dapat disimpulkan bahwa Pertenunan Santa Maria Boro perlu mencari terobosan baru dalam mempertahankan produksi Kain Tenun Boro. Mempertahankan tradisi ini bukan hanya untuk keberlanjutan pekerja di pertenunan, tetapi juga sebagai upaya untuk menyelamatkan sejarah dan warisan budaya. Dengan demikian, produksi Kain Tenun Boro tidak hanya menjadi pilihan gaya hidup, tetapi juga menjadi warisan yang hidup dan relevan dalam masyarakat
Tidak tersedia versi lain