Tugas Akhir
Tokoh dongeng timun emas sebagai ide penciptaan seni wayang kulit kontemporer
Cerita dongeng Timun Emas merupakan cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Cerita dongeng Timun Emas mengisahkan tentang sepasang petani tua yang mendambakan kehadiran seorang anak. Dongeng Timun Emas memiliki alur cerita yang sederhana serta memuat unsur-unsur edukasi. Keberadaan dongeng Timun Emas saat ini, mulai hilang akibat masuknya film-film kartun dari mancanegara. Hal ini menjadi alasan bagi penulis untuk memperkenalkan kembali dongeng Timun Emas kepada generasi muda melalui penciptaan wayang kulit Kontemporer ini. Tujuan dari penciptaan wayang kulit ini, untuk memperkenalkan dongeng Timun Emas kepada generasi muda. Selain itu, untuk melestarikan wayang kulit yang saat ini, sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Penciptaan wayang kulit kontemporer dongeng Timun Emas ini menggunakan metode penciptaan seni yang dikemukakan oleh SP Gustami meliputi tahap eksplorasi, perancangan, dan pewujudan. Tahap eksplorasi yaitu membandingkan versi dongeng Timun Emas antara satu dengan yang lainnya serta mengeksplorasi berbagai macam model wayang kulit. Tahap perancangan yaitu membuat berbagai macam sketsa rancangan alternatif dan tahap pewujudan yaitu mewujudkan sketsa alternatif terpilih menjadi produk atau karya yang sesungguhnya. Hasil penciptaan karya pada tugas akhir ini, terdiri dari lima tokoh wayang kulit kontemporer dongeng Timun Emas yaitu, wayang kulit tokoh Timun Emas, wayang kulit tokoh Mbok Sirni, wayang kulit tokoh Buto Ijo, wayang kulit Suami Mbok Sirni, dan wayang kulit Pertapa. Selain itu, terdapat wayang kulit tambahan sebagai pendukung wayang kulit kontemporer dongeng Timun Emas yakni, wayang kulit Gunungan Timun Emas, dan empat wayang kulit Pohon.
Tidak tersedia versi lain