Tugas Akhir
Kombinasi kain tenun motif lumbung sukara dengan teknik sulam payet dalam busana pesta pria
Lumbung adalah nama rumah adat dari suku Sasak atau suku asli penghuni pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, sedangkan Sukarara adalah nama salah satu desa penghasil tenun di pulau tersebut. Bentuk lumbung sering dijadikan inspirasi dalam membuat sebuah karya seni salah satunya kain tenun dengan motif lumbung. Namun, kain tenun dengan motif ini jarang diminati bahkan sudah jarang diproduksi di desa Sukarara, padahal lumbung adalah salah satu ikon Pulau Lombok. Pembuatan karya ini didasari oleh inspirasi bahwa penulis melihat motif ini mempunyai potensi untuk dikembangkan dengan cara dikombinasikan dengan teknik sulam payet ke dalam busana pesta wanita. Metode pendekatan yang digunakan dalam penciptaan karya ini adalah pendekatan estetika dan ergonomi. Pendekatan estetika dan ergonomi bertujuan untuk menghasilkan busana pesta wanita yang tidak hanya mementingkan keindahan desain namun juga mempertimbangkan kelayakan dan kenyamanannya. Metode penciptaan yang digunakan adalah metode berbasis praktik practice-led research yang melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap mengimajinasi, tahap pengembangan imajinasi, dan tahap pengerjaan. Teknik perwujudan karya yang digunakan yaitu tenun dengan kombinasi sulam payet. Karya yang dihasilkan dari penciptaan tugas akhir ini sebanyak tujuh busana pesta dengan judul Dedare Inges, Mandalika, Mirah, Segara Galuh, Kembang, Rinjani dan Lombok. Masing-masing karya memiliki ciri khas warna motif payetnya. Penciptaan karya “Kombinasi Kain Tenun Motif lumbung Sukarara dengan Teknik Sulam Payet dalam Busana Pesta Wanita” bertujuan untuk menjelaskan konsep dan proses dalam pembuatan karya serta diharapkan dapat bermanfaat bagi penikmat seni dan masyarakat pada umumnya.
Tidak tersedia versi lain