Buku Teks
Sudiro : pejuang tanpa henti
Bukanlah hanya sekedar mode untuk menulis biografì seseorang tokoh pada usianya yang ke-70 tahun. Ada maksud dan tujuannya yang positif tertentu, yakni memberi bahan peninggalan kepada generasi penerus berupa lektur mengenai kisah kehidupan para pemimpin pergerakan kemerdekaan yang kini jumlahnya mulai susut dan sebagian lagi sudah mulai menginjak waktu senja kehidupan masing-masing. Di antara tokoh gerakan kemerdekaan itu terdapat pula Sudiro yang riwayat hidupnya dipaparkan dalam buku ini. Dapat ditelusuri di dalamnya bahwa juga sejak muda usia dia sudah merasa tertarik kepada gerakan kemerdekaan bangsanya, dan dia pun juga bersedia mengalami penderitaan serta kemiskinan sebagai akibat dari perjuangan itu. Dapat ditelusuri pula, bahwa para pemimpin serta tokoh seangkatannya, rata-rata sama tidak kaya dalam materi, tetapi kaya dalam pengalaman dan dalam batiniahnya. Dapat ditelusuri pula, bahwa dalam perjuangannya dia didampingi oleh seorang isteri, yang cukup tabah dan setia, menemani pada waktu Sudiro sedang jaya, menjadi kawannya pula semasa sang suami sedang mengalami sial dalam hidupnya. Alhasil, pengorbanan para isteri pejuang kemerdekaan sungguh tidak kalah dengan pengorbanan para isteri prajurit yang sedang ditinggal suami masing-masing ke medan tugas. Karenanya, sudah sepantasnya pula apabila kisah Siti Djauhari yang di kemudian hari menjadi Bu Sudiro sekilas lintas juga di ketengahkan dalam buku ini.
Tidak tersedia versi lain