Tugas Akhir
“Ngasah Jiwa” Sebagai Representasi Spirit Laku Prihatin Terhadap Proses Pembentukan Jati Diri
Tesis dalam penciptaan karya yang berjudul Ngasah Jiwa merupakan sebuah representasi dari semangat laku kepedulian masyarakat Jawa dalam proses pembentukan jati diri yang berlangsung. George Bernard Shaw mengatakan “hidup bukanlah tentang mencari jati diri, tetapi hidup adalah bagaimana membentuk jati diri”. Tetapi persoalaan mengenai kurangnya pemahaman kesadaran akan jati diri terutama bagi Gen Z yang hidup di era teknologi digital dengan segala felksibilitas informasi. Hal tersebut membuat menurunnya moralitas, prinsip, dan mental dalam hidupnya. Laku prihatin sendiri merupakan sebuah perilaku yang sering dilakukan oleh para leluhur di Jawa. Hal tersebut dilakukan untuk mencari ketenangan batin dan tujuan tertentu. Perilaku tersebut kemudian dapat dimaknai kembali menjadi suatu tindakan refleksi diri. maka kemudian laku prihatin mengkonversi menjadi laku senyap (perjalanan kenyamanan) dengan merefleksikan ke dalam diam(meneng), ketenangan(wening), dan harapan(dunung). Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif guna mencari data-data. Untuk menjawab permasalahan di atas dengan ajaran kawruh jiwa ki ageng suryomentaram yang dijadikan inspirasi dalam merumuskan metode seperti kawruh jiwa, meruhi kawruh jiwa, ngelakoni. Kawruh jiwa kemudian juga digunakan sebagai metode dalam penciptaan karya dengan memadukan metode Alma M Hawkins seperti eksplorasi, improvisasi, komposisi. Maka dari itu dalam penelitian yang berorientasi pada penciptaan karya untuk memberikan metode dan gambaran dalam pembentukan jati diri. Hal tersebut di dasari dari pengalaman individu pengkarya dan juga penari, kemudian diolah serta diungkapkan melalui karya tari yang berjudul Ngasah Jiwa.
Tidak tersedia versi lain