Penelitian
Kajian Makna Tanda-tanda Terhadap Pertunjukan "Satru ing Ngepal"
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna tanda-tanda terkait konflik politik antar tokoh dalam pertunjukan sineprak (sinetron ketoprak) "Satru Ing Ngepal”. Konflik-politik antar tokoh tersebut akan dianalisis maknanya dengan mengkaitkannya dengan konteks sosial historis Indonesia Era Orde Baru dan Era Reformasi. Penelitian menggunakan pendekatan teori semiotika teater yang membagi pertunjukan teater menjadi 13 sistem tanda. Tanda-tanda yang terkait dengan konflik politik antar tokoh akan dianalisis maknanya secara denotative dan konotatif. Metode content analysis dari Kriipendorf dipergunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik politik antara Senopati dengan Mangir Wonoboyo sebagai tanda semiotis mengacu makna konotatif konflik politik para penguasa Orde Baru dan Reformasi dengan para oposisi. Konflik Pemanahan dengan Juru Martani secara konotatif mengacu sebagai konflik antara Wiranto dan Prabowo Subianto pada akhir rezim Orde Baru. Konflik Pembayun dengan Mangir Wonoboyo secara konotatif mengacu makna ketidakjujuran para elit politik dan pejabat publik yang sering korupsi. Peristiwa perdamaian dan pemikahan Pembayun dengan Mangir Wonoboyo secara konotatif bermakna pada bergabungnya tokoh oposisi Prabowo Subiantu ke dalam kabinet Presiden Jokowi 2019-2024. Keberanian Pembayun sebagal perempuan dalam memperjuangkan perdamain Mataram dengan Bumi Perdikan Mangir secara konotatif mengacu kepada perjuangan emasipasi RA Kartini dalam segala bidang.
Tidak tersedia versi lain