Penelitian
Pakeliran wayang SMP untuk remaja
Pakeliran sebagai istilah generic pertunjukan wayang oleh dalang dengan menampilkan cerita menggunakan media boneka wayang beserta kelengkapanya. Unsur-unsur dalam pakeliran meliputi peraga, garap, alat, dan pendukung Peraga pelaku dilakukan oleh dalang beserta tim musta karawitan terdiri atas niyaga, warawal, dan wirarura Garap/dengar pandang meliputi sajan lakon/cerita, caterinaraas, nabergerak, dan karawitan/musik Alat/instrument terdiri atas boneka wayang tokoh, panggungan/arena, gamelan musikal, dan pengeras suara/sound system. Pendukung penguat mencakup penonton konsumen, sesaju benda spiritual, dan mannam/do'a Setiap jenis wayang memiliki model pakehran sendiri sendiri, seperti misalnya Pakefiran Wayang Kulit Purwa, Gedog, Madya, Golek, Babad, Menak, Sadat, Walisanga, Wahyu, Klink, Kampung Sebelah, Suluh, Anak-Anak, PAUD, SD, Islamı, dan sebagainya. Pakeliran diselenggarakan pada wakra malam/siang hari, ditunjukkan kepada masyarakat penanggap/penyelenggara secara individual dan komunal, babkan lembaga atau organisasi, difungsikan sebagai media religi, edukasi, promosi, konservasi, ratetis, dan ekonomi. Sementara itu, adanya model Wayang SMP yang dirancang melalui penelitian terapan untuk Dosen 151 Yogyakarta tahun 2021 belum memilikı model pakefirannya, sehingga masih terbatas pada unsur alatnya saja (boneka wayang), atau pada taraf validasi komponen/subsistem dalam lingkungan laboratorium (TKT 4), Permasalahan keterbatasan ini menjadı salah satu penyebab kelurang efektupan program apresiasi wayang kepada remaja menengah.
Pakeliran sebagan istilah generic pertunjukan wayang oleh dalang dengan menampilkan cerita menggunakan media boneka wayang beserta kelengkapanya. Unsur-unsur dalam pakeliran meliputi peraga, garap, alat, dan pendukung Peraga pelaku dilakukan oleh dalang beserta tim musta karawitan terdiri atas niyaga, warawal, dan wirarura Garap/dengar pandang meliputi sajan lakon/cerita, caterinaraas, nabergerak, dan karawitan/musik Alat/instrument terdiri atas boneka wayang tokoh, panggungan/arena, gamelan musikal, dan pengeras suara/sound system. Pendukung penguat mencakup penonton konsumen, sesaju benda spiritual, dan mannam/do'a Setiap jenis wayang memiliki model pakehran sendiri sendiri, seperti misalnya Pakefiran Wayang Kulit Purwa, Gedog, Madya, Golek, Babad, Menak, Sadat, Walisanga, Wahyu, Klink, Kampung Sebelah, Suluh, Anak-Anak, PAUD, SD, Islamı, dan sebagainya. Pakeliran diselenggarakan pada wakra malam/siang hari, ditunjukkan kepada masyarakat penanggap/penyelenggara secara individual dan komunal, babkan lembaga atau organisasi, difungsikan sebagai media religi, edukasi, promosi, konservasi, ratetis, dan ekonomi. Sementara itu, adanya model Wayang SMP yang dirancang melalui penelitian terapan untuk Dosen 151 Yogyakarta tahun 2021 belum memilikı model pakefirannya, sehingga masih terbatas pada unsur alatnya saja (boneka wayang), atau pada taraf validasi komponen/subsistem dalam lingkungan laboratorium (TKT 4), Permasalahan keterbatasan ini menjadı salah satu penyebab kelurangefektupan program apresiasi wayang kepada remaja menengah
Tujuan perancangan pakeliran ini ingin mengapresiasikan pertunjukan kepada remaja menengah untuk difokuskan sebagai media konservasi budaya, edukasi moral, dan rekreasi estetik. Kehadiran remaja sebagai dalang dan penonton wayang belum terfasilitasi dengan baik, sehingga perlu dirancang tersendiri agar sesuai dengan perkembangannya. Namun demikian dengan terbatasnya waktu dan biaya, maka riset ini dibatasi pada pakem caking pakeliran (teks tertulis/notası) berupa deskripsi synopsis, kerangka adegan, penokoñan, dan deskriptif pakeliran, sedangkan teks teknis/praktis pakeliran dapat dilakukan melalui riset selanjutnya
Metode penciptaan seni, berupa produksi karya seni wayang dengan melibatkan tiga langkah, yakni eksplorası, visualisası, dan sosialisası. Adapun kerjanya berupa perancangan pakem caking pakeliran digunakan untuk menentukan cara dan langkah- langkahnya, sedangkan analisinya memakai teori struktur Cara merancang adalah melakukan penulisan cerita (synopsis dan kerangka cerita), narasi (prolog, dialog, dan epilog), gerak (cepengan, metonan, tancepan bedholan, solah, dan entas-entasun), dan laga (gendhing, sulukan, kombangan, sindhenan, dan gerongun) yang akan dijadikan sebagai pedoman tertulis tentang pakeliran, sedangkan langkah Hasilnya berupa model pakem pakeliran wayang SMP dengan waktu pendek sekitar 30 jam tayang, kontens keremajaan menengah, dan teknik. Tema yang diangkat adalah Seni dan topik seni dan pendidikan. Luaran wajib berupa Hak Cipta berjudul "Pakem Pakeliran Wayang SMP Cerita Cita-Cita Remaja Widarakandang telah terbit surat pendaftarannya, dengan didukung luaran tambahan berupa jurnal berjudul "Pakeliran Wayang SMP Cerita Remaja Widarakandang", telah disumbmitkan ke jurnal sedangkan Tingkat kesiapan teknologi setara level 5 yaitu validasi komponen/sub system dalam suatu lingkungan
Tidak tersedia versi lain