Penelitian
Estetika Bedhahan Wajah Boneka Wayang Untuk Pertunjukan
Penelltłan łnł untuk menggali persoalan estetika rupaan wajah boneka Ăvayang kulił yang dikenal oleh rnasyarakdt pedalangan s,ebagał bedhahan. Penelilian ini perlu dilakukan rnengjngat pent kedudukan Iłedhuh'łn so,ajall sebagai pengunci kemantapan rasa St I)alang scbclunł nła»uk pada dłmensł unajłnasi ketlka nłełnerankan tokoh wayang Bedhdhan nyarłs dłahdlkan dałam kajian mendalam, karena dianggap Ivanya tnenjadi bagłan kecłl sała darł bagtan besar Yang dłanggap lebih kompleks dałam ikonografi wayang terkavt dengan eksprest rupaan wayang yang disebut błunda. Kajian sebelumnya adalah rupaan yang rncnjadl medium pengimajinasian dalang untuk memanîapkan rasa mendukung keberhasłlan penokohan dałam pertunjukan wayang. Wanda dianggap Icblh pcntłng karena tldak hanya terkait dengan pembahasan rupaan wajah pada bagłan hidung, nułta, dan nłulut semata, namun dernłkłan Juga meliputi perhatian pada tinggi rendahnya posisl wajah, kemudłan postur melłputl posłsł leher, bahu, badan, dan kedua kaki. Sclawn iłu, wanda Juga berłkat dengan ornamen pakałan yang dłsandang boneka tokoh wayang tenentu. Namun denukłan dalałn włlayah sem menatah, nyatanya bedhahan menjadi aspek terpenttng untuk łnenentukan sebuah boneka berhasil diciptakan, layak atau tidaknya dłgunakan untuk kebutuhan pertunjukan oleh dalang atau tidak. Bedhahan pula yang dapat dikatakan menjadi pełnbeda antara wayang pedalangan dan wayang untuk sekadar menjadi souvenir. Bagi penatah wayang menatah bedhahan adalah bagian paling sulit, membutuhkan keahlian khusus, bahkan dianggap membutuhkan pengendapan rasa, sehingga menatah bedhahan łazimnya dilakukan paling akhir setelah seluruh bagian boneka selesai ditatah. Bagi para dalang, bentuk tatahan yang halus atau kasar nyaris tidak lagi menjadi kriteria yang amat dłutarmkarq karena para dalang memilih boneka wayang dengan bedhahan terbaik
Tidak tersedia versi lain