Tugas Akhir
Redesain interior hunian kompak dengan mengadopsi budaya srawung
Peningkatan penduduk di kota Yogyakarta di setiap tahunnya terus
meningkat, salah satu dampak yang terjadi dari perpadatan penduduk yaitu
meningkatnya kebutuhan hunian baru diarea perkotaan. Salah satu wilayah dengan
perpadatan penduduk berada diwilayah Tegalrejo, selain itu wilayah ini masih
menerapkan budaya srawung dengan mengadakan arisan bapak-bapak, arisan ibuibu dan kumpul muda mudi. Kegiatan ini dilakukan disetiap hunian warga satu
bulan sekali. Perancangan ini meredesain interior hunian kompak sesuai dengan
kebutuhan pengguna dan mengakomondasi budaya srawung pada lahan yang
terbatas. Proses perancangan menggunakan metode Design Thinking yang
melibatkan penghuni sebagai kolaborator dalam menentukan desain yang sesuai.
Metode ini merupakan penggabungan dari rangka metode desain Double Diamond
by Design Council dan lima tahapan Design Thinkingdari Hasso Plattner,
Emphatize, Define, Ideate, Prototype and Test. Konsep Compact, Green, dan Local
Culture merupakan kombinasi untuk solusi permasalahan yang terjadi di hunian
lahan terbatas di wilayah Tegalrejo. Perancangan ini menghasilkan fleksibelitas
ruang yang cukup baik, penggunaan desain furnitur yang simple dan pengoptimalan
penghawaan dan pencahayaa alami
Tidak tersedia versi lain