Tugas Akhir
Ja'maki
“Ja’maki” diciptakan dan dibentuk menjadi koreografi utuh dengan didasari oleh rangsang gerak. Rangsang gerak didapatkan dari mengamati gerakan-gerakan dalam kesenian Jadog dari Panggul Wetan khususnya adegan saat ritual pembukaan sumber air dengan jaran dan melakukan perjanjian untuk pembukaan sumber air dan harus dipentaskan 1 tahun sekali dan itu wajib. Di sana ada 2 jaran yaitu Sembrani dan Gagak Rimang itu adalah sepasang jaran. Dalam jadog hanya dimainkan oleh penari asli sana atau orang pribumi Panggul itu sendiri. Perjanjian itupun pernah dilanggar tidak pentas ada korban yang meninggal pada saat bersamaan dihari yang sama. Tetapi juga disaat trance diadegan akhir karna itu puncak saat pementasan. Karya ini menggunakan menggunakan sumber acuan narasumber langsung dari tetua jadog di sana, dan beberapa buku tentang kesenian jawa diantaranya Kuswarsantyo yang berjudul ”Identitas dan Perkembangan di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Menurut buku Y. Sumandiyo Hadi, proses koreografi bersumber dari pengalaman seorang koreografer yang dibangun berdasarkan kesadaran gerak, ruang, dan waktu untuk tujuan pengembangan kreativitas dalam penciptaan. Dalam proses penciptaan tari, seorang koreografi menempuhnya melalui beberapa tahap, yaitu tahap eksplorasi, improvisasi, serta komposisi. Saat pementasan pun pasti harus bisa mengontrol nafsu juga karena harus bisa fokus saat pementasan sebelum keadegan trance atau kerasukan. Karya tari ini diciptakan dalam bentuk koreografi kelompok berdurasi 19 menit, menceritakan tentang ritual dan pertemuan dua jaran. Dalam karya ini ditarikan oleh 9 orang penari, dengan format live performence dengan iringan menggunakan tipe tari dramatik.
Tidak tersedia versi lain