Tugas Akhir
Mise-En-Scène sebagai Pembangun Suspense dalam Penyutradaraan Film “Petang Penghabis Malam”
Mise-en-scène adalah seluruh komponen yang hadir di dalam gambar (frame), terdiri dari latar (setting), kostum dan tata rias, tata cahaya, serta pemain dan pergerakannya termasuk pengadeganan. Mise-en-scène dapat mendukung naratif serta membangun suasana sebuah film. Ketegangan (suspense) merupakan sebuah keadaan manusiawi ketika seseorang merasa terancam sehingga menimbulkan rasa cemas. Perasaan ini akan terbangun ketika penonton mengetahui resiko dan hambatan yang akan dihadapi para tokoh dalam film. Kedua variable tersebut akan diterapkan pada skripsi penciptaan seni berjudul Mise-en-Scène sebagai Pembangun Suspense dalam Penyutradaraan Film “Petang Penghabis Malam”. Film “Petang Penghabis Malam” menceritakan tentang sekelompok penjarah makam yang dimintai pertanggungjawaban akibat tindakannya. Penggunaan mise-en-scène pada film ini bertujuan untuk membangun ketegangan (suspense) melalui penyutradaraannya. Unsur mise-en-scène seperti latar (setting), kostum dan tata rias berperan dalam membangun situasi, ruang dan waktu serta tiga dimensi para tokoh. Sementara tata cahaya digunakan untuk membangun suasana (mood) dan tone dari setiap scene-nya. Pengadeganan yang diarahkan sutradara bertujuan untuk membentuk kepercayaan terhadap setiap dialog dan aksi yang dilakukan tokoh agar film terlihat jelas dan masuk akal bagi penonton. Sutradara bertanggung jawab dalam menerapkan aspek kreatif untuk membangun ketegangan (suspense) melalui unsur mise-en-scène. Penggunaan teknik low key lighting, low contrast, special effect makeup, dan visual effect merupakan contoh dari penerapan konsep yang memiliki hubungan dengan unsur mise-en-scène, sehingga ketegangan (suspense) dapat terwujud.
Tidak tersedia versi lain