Tugas Akhir
Rasa cemas bersosialisasi sebagai ide penciptaan karya seni grafis
Karakter anak-anak umumnya tergambar sebagai ceria dan terbuka, namun tidak semua anak mengikuti pola tersebut. Faktor seperti lingkungan keluarga, pengalaman sosial awal, dan interaksi luar rumah dapat mempengaruhi kegiatan bersosialisasi anak. Penulis, yang sejak kecil memiliki kepribadian tertutup, mengaitkan hal ini dengan pola asuh yang ketat dan keterbatasan interaksi sosial di luar rumah dan sekolah. Keterbatasan ini, bersama dengan rasa cemas dalam bersosialisasi, menjadi kenyataan seiring berjalannya waktu. Pengalaman di SMP, khususnya saat mengikuti lomba paduan suara. Penulis tidak dapat mengontrol rasa cemas yang dirasakan mulai dari sesi latihan hingga hari perlombaan sehingga mempengaruhi perfoma saat tampil. Rasa cemas berlebih yang dihasilkan membuat penulis merasakan gugup berlebih seperti mata tidak bisa fokus, mual, serta tangan dan bibir bergetar. Melalui pengalaman ini rasa percaya diri penulis memburuk dan meningkatkan rasa cemas saat bersosialisasi. Hal ini membuatnya enggan terlibat dalam kegiatan sosial yang melibatkan banyak orang. Kesadaran akan masalah bersosialisasi mendorong penulis untuk belajar mengatasi rasa cemas, dan hobi menyendiri, seperti menggambar, menjadi solusi yang efektif. Melalui visualisasi rasa cemas ke dalam karya seni, penulis menemukan cara kreatif untuk mengatasi tantangan sosial yang dihadapinya. Pengamatan terhadap rasa cemas saat bersosialisasi, yang diinspirasi oleh pengalaman pribadi ini, menjadi ide sentral yang dijadikan landasan untuk menciptakan karya seni yang unik dan bermakna. Melalui Laporan Tugas Akhir Rasa Cemas Bersosialisasi Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Grafis penulis ingin berbagi pengalaman bagaimana menghadapi rasa cemas berlebih saat bersosialisasi dengan jumlah karya 15 menggunakan teknik cetak tinggi.
Tidak tersedia versi lain