Tugas Akhir
Ritual Hodo di dusun Pariopo, Desa Bantal, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur (Dalam kajian pertunjukan teater)
Ritual Hodo merupakan upacara tradisi meminta hujan sebagai bentuk permohonan agar masyarakat dusun Pariopo diberikan kesuburan dan kesejahteraan. Kata “Hodo” berasal dari bahasa Madura Do Hodo maknanya “di atas langit masih ada langit”. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Sosial drama yang dikembangkan oleh Victor Turner yang menekankan pentingnya ritus dalam memediasi perubahan sosial, transformasi identitas, dan pembentukan atau pemeliharaan solidaritas masyarakat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data primer diperoleh dari hasil obeservasi secara langsung dilapangan seperti wawancara dengan beberapa narasumber seperti pelaku ritual dan tokoh masyarakat di daerah setempat serta meninjau lokasi pelaksanaan ritual Hodo. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara mempelajari dokumen-dokumen seperti literatur, gambar atau foto, karangan ilmiah, komentar peneliti terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ritual Hodo merupakan ritual yang memiliki fungsi sosial yang penting sebagai pertunjukan rakyat yang membangun dan memelihara solidaritas kelompok dalam masyarakat. Tahapan-tahapan dalam ritual ini, seperti tahap pembubaran, ambivalensi, dan reintegrasi, membantu mengarahkan perubahan sosial, transformasi identitas, dan pembentukan serta pemeliharaan solidaritas masyarakat. Dengan demikian, ritual Hodo memiliki fungsi sosial yang penting dalam membangun dan memelihara solidaritas kelompok dalam masyarakat Situbondo. Melalui pemahaman akan nilai-nilai lokal, pengajaran nilai-nilai budaya, dan penciptaan ruang ekspresi, ritual Hodo berkontribusi dalam memperkuat ikatan sosial, melestarikan identitas budaya, dan meningkatkan kesadaran kolektif tentang nilai-nilai sosial yang dihormati dalam masyarakat tersebut.
Tidak tersedia versi lain