Tugas Akhir
Bentuk penyajian kesenian Jingkrak Sundang di Dusun Keron, Magelang
Tujuan penelitian ini guna mengupas “Bentuk Penyajian Kesenian Jingkrak Sundang di Dusun Keron, Magelang” yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk penyajian kesenian Jingkrak Sundang yang dinilai unik dan mempunyai ciri spesifik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan dari buku yang berjudul Kajian Teks dan Konteks yang ditulis oleh Y. Sumandiyo Hadi tahun 2007. Kesenian Jingkrak Sundang merupakan tari kreasi baru yang ditarikan secara kelompok. Kesenian Jingkrak Sundang dibuat oleh seniman bernama Sujono pada tahun 2008. Awal mula disusun kesenian Jingkrak Sundang ialah berawal dari Sujono yang membuat kritik sosial tentang sebuah realitas sosial berupa kerusakan alam yang terjadi di daerah lereng gunung Merapi yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir yang dilakukan secara semena-mena, yakni menggunakan alat konstruksi berat sehingga berdampak buruk bagi hutan dan warga sekitar Kesenian Jingkrak Sundang disajikan untuk sarana hiburan, ciri khas dalam kesenian Jingkrak Sundang terletak pada penggunaan Uwok (moncong hewan), warna body painting yang hanya menggunakan warna merah, putih dan iringan yang digunakan saat pementasan yaitu menggunakan empat alat musik saja yaitu Bende, Bedug, Kendhang, dan Bassdrum. Kesenian Jingkrak Sundang telah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sehingga saat ini banyak versi kesenian Jingkrak Sundang dengan berbagai macam ciri khasnya. Unsur pendukung kesenian Jingkrak Sundang ialah gerak, pelaku seni yang hanya ditarikan oleh laki-laki, musik atau iringan tari , pola lantai, rias dan busana serta tempat dan waktu pementasan.
Tidak tersedia versi lain