Tugas Akhir
Gerakan tari Bedhaya Ketawang Surakarta sebagai ide penciptaan motif pada busana ready to wear
ari Bedhaya Ketawang merupakan warisan budaya yang diberikan oleh kerajaan Mataram kepada kerajaan Kasunan Surakarta. Tarian ini hanya ditarikan pada saat hari penobatan raja serta hari peringatan kenaikan tahta raja di Keraton Kasunan Surakarta. Tarian ini sangat sakral dikarenakan sarat makna dan lekat hubungannya dengan kisah percintaan Panembahan Senapati dan Kanjeng Ratu Kidul maka dari itu tarian ini masih mengikuti pakem. Segala gerakan tarian ini melambangkan bujuk rayu Kanjeng Ratu Kidul kepada Panembahan Senapati dan dipercaya sebagai ritual pernikahan raja. Metode yang digunakan dalam proses pengerjaan tugas akhir ini adalah metode penciptaan. Metode penciptaan mengacu pada teori Gustami SP dalam menciptakan karya seni kriya yang dibagi menjadi tiga tahapan enam langkah, yakni tahap ekplorasi, tahap perancangan, dan tahap perwujudan. Penerapan metode penciptaan ini digunakan untuk mempermudah proses penciptaan karya. Pada penyelesaian Tugas Akhir ini terdapat empat buah karya yang akan diwujudkan dari delapan desain terpilih ke dalam busana ready to wear. Motif gerakan tari Bedhaya Ketawang dipadukan dengan motif visualisasi tata rias pengantin Jawa dan juga motif batik alas-alasan yang terdapat di busana penari.
Tidak tersedia versi lain