EBOOK
Ensiklopedi seni tari Nusantara : Maluku Utara hingga Riau
Tarian tradisional dari Maluku Utara diantaranya yaitu Tari Legu-Legu dan Tari Soya-Soya. Pada mulanya, tari legu-legu hanya dipentaskan di Keraton Ternate. Tujuannya adalah menghibur sultan penarinya haruslah perempuan yang masih perawan karena tari ini dianggap sakral. Terkadang, ada salah satu di antara penarinya yang kerasukan roh nenek moyang. Tari Soya Soya adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Kayoa, Maluku Utara. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian prajurit kesultanan pada zaman dahulu dan menggunakan perisai serta ngana-ngana sebagai perlengkapan menarinya. Dalam pertunjukannya, Tari Soya Soya dibawakan oleh para penari pria. Jumlah penari dalam Tari Soya Soya biasanya terdiri dari 5 orang atau lebih. Dan salah satu dari penari tersebut berperan sebagai Kapitan (pemimpin tari) yang memimpin tarian serta memberikan aba-aba kepada anggota lainya. Dengan diiringi musik pengiring, merekamenari dengan gerakannya yang khas dan memainkan perisai dan ngana-ngana untuk menari. Gerakan dalam Tari Sova Soya ini sangat dinamis, lincah dan penuh semangat. Gerakan tersebut biasanya didominasi oleh gerakan tangan memainkan perisai dan ngana-ngana serta gerakan kaki vang bervariatif dan dilakukan dengan cepat. Formasi dalam tarian ini juga sering berubah ubah, namun dilakukan dengan kompak sehingga terlihat menarik. Karena tarian ini menceritakan suatu peristiwa, setiap gerakan tersebut tentu memiliki filosofi tersendiri didalamnya. Selain dianggap sebagai tari perang, tan sova-sova juga dimaknai sebagai tari penjemputan. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang munculnya tari ini, yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenazah ayahnya. Oleh karena itu, tari sova-soya juga sering kali dipentaskan ketika akan menjemput tamu penting ataupun tamu kebesaran.
Tidak tersedia versi lain