Tugas Akhir
Baombai dalam Festival Matrilineal di Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat
Baombai merupakan kesenian berbentuk vokal yang terbentuk dari kegiatan
sosial masyarakat Nagari Padang Laweh, yaitu batobo. Baombai dahulunya
dilakukan selama kegiatan mengolah sawah. Seiring berjalannya waktu, baombai
tidak lagi dilakukan dalam kegiatan mengolah sawah, tetapi telah beralih menjadi
sebuah seni pertunjukan yang dipertontonkan di depan orang banyak. Dendang
baombai dinyanyikan dengan vokal saja tanpa diiringi oleh alat musik apapun, dan
dibawakan dengan irama yang terdengar unik. Lirik yang dibawakan sebagian besar
merupakan ungkapan perasaan para petani yang bekerja di sawah. Penelitian ini
membahas tentang bentuk penyajian dendang baombai dan fungsi baombai dalam
konteks Festival Matrilineal. Teori yang digunakan adalah teori Djelantik yaitu
teori bentuk penyajian dan teori 10 fungsi musik oleh Alan P. Merriam. Metode
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnomusikologis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baombai disajikan dengan
irama yang bervariasi. Sebagian besar dendang disajikan dengan tempo bebas
(irregular/atempo) dengan gaya vokal melismatis. Sebagai sebuah pertunjukan,
baombai berfungsi sebagai pengungkapan emosional, hiburan, sarana komunikasi,
dan kesinambungan budaya.
Tidak tersedia versi lain