Tugas Akhir
Antunga Dalam Ritual Dayango Di Desa Hutadaa Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo
Antunga merupakan salah satu instrumen musik ritmik yang memiliki peran
penting dalam ritual dayango di Desa Hutadaa Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten
Gorontalo. Ritual ini menyangkut keselamatan dan kemakmuran masyarakat yang
ada di Gorontalo, terutama terhindar dari penyakit, bencana serta hasil-hasil
pertanian masyarakat di daerah tersebut, diharapkan dapat menghasilkan produksi
yang baik dengan adanya pelaksanaan ritual dayango di Gorontalo. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian antunga
dalam ritual dayango, serta untuk mengetahui kegunaan antunga dalam ritual
dayango. Hasil penelitian dari bentuk penyajian antunga dalam ritual dayango
dikaji menjadi dua, yakni aspek non musikal dan aspek musikal.
Pertama, aspek non musikal ritual ini terdapat belasan sesajen yang intinya
terdiri dari maluo pitu lo dalalo (tujuh jenis ayam). Memiliki waktu dan tempat
yang dilaksanakan selama seminggu di dalam dan pekarangan rumah, dimulai serta
diakhiri pada hui lo isisini (malam senin). Mempunyai tiga tahapan ritual yakni
moliladu, modayango, dan mohilihu. Kemudian pelaku dalam ritual dayango miliki
peran masing-masing yang terdiri dari talenga, tamotowohu, dan tamodayango.
Kedua, aspek musikal dalam ritual dayango yaitu mengkaji klasifikasi instrumen
antunga yang termasuk dalam golongan alat musik kordofon. Teknik menabuh
antunga disebut dengan moleyapu, yakni tata cara berperilaku sebelum menabuh.
Tetabuhan dari dua orang pemusik antunga memiliki pola ritme molawoto dan
molabuto yang berpola interlocking dan berulang-ulang selama prosesi ritual
dayango. Dalam ritual ini juga terdapat nyanyian yang disebut dengan
mowumbungo.
Adapun kegunaan antunga dalam ritual dayango, dikarenakan musik antunga
memainkan peran penting yakni berfungsi sebagai jembatan antara alam manusia
dan alam gaib. Oleh karena itu, musik antunga dalam ritual dayango memfasilitasi
ketidaksanggupan manusia (transendensi) yang terwujud kepada para penari yang
menari sampai trans dan ekstase. Selama kondisi trans antunga ditabuh dan
wumbungo dilantunkan sebagai media komunikasi antara manusia dan lati.
Tidak tersedia versi lain