Penelitian
Penciptaan Komposisi melalui Pendayagunaan Konsep Tri Mandala: sebuah Konfigurasi Estetika Baru Karawitan
Estetika memiliki peran penting dalam menentukan bobot karya karawitan. Estetika
juga dapat menjustifikasi penciptaan sebuah komposisi. Wajar, jika dalam penilaian
komposisi selalu dipengaruhi faktor estetik untuk menentukan tinggi dan rendahnya
nilai dari kegiatan perlombaan komposisi/karya seni. Namun demikian, perpektif
estetika juga perlu menjadirujukan untuk menunjukan pembaharuan sebuah karya seni.
Ini sebagai wujud kreativitas dalam karya seni. Oleh sebab itu, salah satu yang dapat
diteliti untuk permbahruan komposisi karawitan Bali adalah konsep tri mandala yang
diinterpretasi menjadi sumber estetik karya seni.
Tri mandala merupakan konsep filospis dimensi tiga tentang keharmonisan
yang biasanya menjadirujukan bidang arsitektur untuk membangun tempat suci, rumah
tinggal, dan bahkan pasar tradisional di Bali. Melalui konsep Tri mandala dapat
dikembangkan sistem harmoni karawitan yang semula berorientasi pada dimensi dua
menjadi berkembang ke dimensi tiga. Oleh sebab itu, topik mengenai konfigurasi
estetika baru dalam penciptaan komposisi karawitan melalui konsep tri mandala perlu
untuk diteliti sehingga dapat mengahasilkan sudut pandang estetika baru dalam
karawitan. Topik ini adalah jenis penelitian kualitatif yang diteliti dengan beberapa
tahapan, yaitu: observasi, konspetualisasi, realisasi kompositoris.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tri mandala memperbaharui nilai estetis
dari sebuah komposisi karawitan. Pembaharuan itu terepresentasi dalam sistem
harmoni, struktur, dan makna. Keterkaitan dari ketiganya dengan tri mandala adalah
dimensi tiga. Semuanya mengacu pada kekuatan tiga, harmoni tiga, bagian tiga, dan
makna tiga dalam simbolisasi tiga alam yaitu, bhur, bwah, dan swah.
Tidak tersedia versi lain