Tugas Akhir
Perancangan Interior Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) DIY Menggunakan Pendekatan Trauma-Informed Design
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk mencari sebuah metode baru dimana sebuah rancangan interior dapat membantu proses penyembuhan trauma seorang anak kecil di Indonesia, agar trauma tersebut dapat teratasi dan tidak menganggu proses tumbuh kembangnya. Objek pada perancangan kali ini adalah Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) di Yogyakarta. Konsep Trauma-Informed Design (TiD), merupakan sebuah konsep yang baru – baru ini dikenalkan pada dunia desain. Pandemik Covid-19 yang bermula pada tahun 2020, meninggalkan banyak trauma pada orang – orang didunia, konsep TiD bertujuan untuk membantu proses penyembuhan trauma tersebut agar orang – orang dapat menjalani aktivitasnya seperti normal lagi. Trauma-Informed Design, memiliki arti dimana interior sebuah ruang harus berpusatkan pada pengguna ruang yang memiliki trauma. Biasanya, tubuh merespon sebuah trauma terbagi menjadi empat: fight/gaduh, flight/kabur, freeze/membatu, dan fawn (pleasing)/menjilat. Terdapat tiga prinsip dalam sebuah TiD yang dapat menjadikan salah satu penyelesaian desain dalam menanggapi respon tubuh terhadap trauma, yaitu Sensory Boundary (Batasan Sensori), Nested Layer (Lapisan Ruang), dan Identity Anchor (Koneksi Identitas). Ketiga prinsip ini bukan diartikan sebagai jawaban absolut namun sebagai instrumen yang dapat digunakan dalam pemilihan sebuah desain.
Tidak tersedia versi lain