Penelitian
Potensi Pengembangan Desain Produk Berbasis Bambu Di Kabupaten Sleman
Perkembangan industri mebel dan kerajinan di Kabupaten Sleman sejak tiga puluh tahun yang lalu mengalami pasang surut dari waktu ke waktu dan pernah mencapai puncak kejayaannya pada sekitar tahun 2000 bersamaan dengan perkembangan sub sektor kerajinan lainnya secara umum. Dalam dekade terakhir ini kondisinya belum mengalami pertumbuhan signifikan yang terasa meresahkan permintaan pasar domestik maupun ekspor. Di sisi lain peluang produk bambu di pasar internasional semakin terbuka luas seiring menguatnya kesadaran masyarakat global untuk menggunakan produk ramah lingkungan. Masalah utama yang dihadapi pengrajin adalah belum adanya pembaruan desain yang dapat dilakukan karena keterbatasannya dalam desain yang direkayasa. Hal ini mendorong munculnya keinginan kelompok pengrajin bersinergi dengan desainer akademisi dalam pengembangan desain produk yang berbasis bambu. Dalam konteks industri kreatif diharapkan sinergi ini akan dapat memperkuat tahapan proses kreasi dalam mendukung proses produksi dan meningkatkan daya tarik konsumen. Konsep pengembangan desain produk tidak bisa terlepas dari terjadinya proses desain yang mengharuskan adanya tahapan pengumpulan/penggalian informasi agar karya desain yang dihasilkan dapat menjadi solusi masalah dalam aspek fungsi maupun estetik. Peran akademisi dalam sinergi pengembangan desain produk bambu perlu didukung berbagai informasi yang memungkinkan karya-karya desain yang dihasilkan relevan dengan peluang pasar dan dalam konteks yang kuat dengan ketersediaan sumberdaya di wilayah setempat seperti varietas bambu yang menjadi bahan baku serta sumberdaya manusia dan teknologi yang mendukung proses produksi. Penelitian dalam skema penelitian dasar ini dilakukan untuk mendapatkan beberapa informasi yang bisa menjadi landasan bagi desainer akademisi dalam merekayasa desain-desain produk baru berbasis bambu. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif agar peneliti mampu membaca konteks dari latar sosial, ekonomi dan budaya dari masyarakat serta pelaku industri kreatif di wilayah Kabupaten Sleman. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kegiatan observasi lahan bambu dan proses produksi di sentra kerajinan, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait industri bambu yang mewakili unsur akademisi lintas perguruan tinggi, asosiasi pengusaha produk ekspor bambu, serta perajin. Dari penelitian ini diperoleh beberapa informasi tentang perkembangan budaya masyarakat Sleman dalam menanggapi potensi bambu yang ada di wilayah seputarnya menjadi produk industri. Hal ini terkait dengan potensi sumber daya manusia, sumber bahan baku, dan teknologi produksi yang digunakan oleh industri bambu di Sleman
Tidak tersedia versi lain