Penelitian
Eksperimentasi Kluwih (Artocarpus Camansi) sebagai Warna Alam pada Tekstil
Zat warna alam. Berbagai macam tumbuhan dapat digunakan sebagai pewarna tekstil tersebut. Berbagai warna yang unik seperti biru, coklat, kuning dan merah didapat dari tumbuhan yang hidup di Indonesia. Namun sejak ditemukannya zat warna sintetis pada abad 19, maka produksi tekstil di Indonesia beralih ke zat warna sintetis. Sayangnya dampak yang ditimbulkan dari limbah zat warna sintetis ini mecemari lingkungan hidup manusia. Selain itu pewarna sintetis yang bergugus Azo bersifat karsinogenik yang menyebabkan penyakit kanker. Adanya pelarangan penggunaan pewarna sintetis di Eropa dan Amerika, serta adanya issue global di era pasar bebas yaitu Back to Nature atau kembali ke alam, maka mau tidak mau produk tekstil yang telah menggunakan zat warna sintetis mengandung Azo dan harus kembali menggunakan zat warna alam. Pemakaian zat warna alam merupakan hal yang tidak mungkin dihindari, bahkan harus dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Disisi lain produk tekstil tersebut harus berhadapan dengan tuntutan dan selera selera masyarakat masa kini, tidak hanya kebutuhan fashion dan interior yang selalu berkembang, tetapi juga kebutuhan karya yang dapat memberikan kepuasan batin. Karena itu diperlukan ciptaan karya baru yang kreatif dan inovatif dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dan pasar. Berangkat dari kondisi diatas dalam rangka mencari keragaman dan pengkayaan warna dari tumbuhan yang ada di Indonesia, penulis ingin mengambil tumbuhan kluwih (artocarpus camansi) sebagai pewarna alam yang diterapkan pada karya tekstil dengan teknik celup dan cetak langsung (ecoprint) Metode pustaka, metode observasi dan eksperimentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Metode practice based research digunakan untuk memperoleh pengetahuan baru melalui riset praktek dan hasil riset praktek. Metode penciptaanseni kriya pola tiga tahap enam langkah digunakan untuk menggali sumber ide dan perancangan. Metode ekperimen dan improvisasi digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari eksperimen yang dilakukan terutama pada pewarnaanalam serta improvisasi bila dalam pelaksanaan menemukan ide-ide baru. Pada terapan warna ini akan dilakukan dengan teknik batik, teknik ikatcelup dan teknik cetak langsung (ecoprint). Ada 6 jenis karya yang dibuat, tigakarya dengan masing masing teknik dan 2 karya dengan kombinasi 2 teknik dan 1 karya dengan 3 teknik. Metode practice based research digunakan untuk memperoleh pengetahuan baru melalui riset praktek dan hasil riset praktek. Metode penciptaanseni kriya pola tiga tahap enam langkah digunakan untuk menggali sumber ide dan perancangan. Metode ekperimen dan improvisasi digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari eksperimen yang dilakukan terutama pada pewarnaanalam serta improvisasi bila dalam pelaksanaan menemukan ide-ide baru. Pada terapan warna ini akan dilakukan dengan teknik batik, teknik ikatcelup dan teknik cetak langsung (ecoprint). Ada 6 jenis karya yang dibuat, tigakarya dengan masing masing teknik dan 2 karya dengan kombinasi 2 teknik dan 1 karya dengan 3 teknik. Metode practice based research digunakan untuk memperoleh pengetahuan baru melalui riset praktek dan hasil riset praktek. Metode penciptaanseni kriya pola tiga tahap enam langkah digunakan untuk menggali sumber ide dan perancangan. Metode ekperimen dan improvisasi digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari eksperimen yang dilakukan terutama pada pewarnaanalam serta improvisasi bila dalam pelaksanaan menemukan ide-ide baru. Pada terapan warna ini akan dilakukan dengan teknik batik, teknik ikatcelup dan teknik cetak langsung (ecoprint). Ada 6 jenis karya yang dibuat, tigakarya dengan masing masing teknik dan 2 karya dengan kombinasi 2 teknik dan 1 karya dengan 3 teknik.
Tidak tersedia versi lain