Penelitian
Humor Dalam Ketoprak Tjonthong: Konsep, Pola, Dan Ideologinya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep humor, pola humor dan ideologi pertunjukan Ketoprak Tjonthong. Ketoprak Tjonthong merupakan salah satu grup ketoprak di Yogyakarta yang banyak memasukkan idiom humor/dagelan dalam pertunjukannya. Dibentuk tahun 2004 grup ini telah berhasil mementaskan sebanyak 33 lakon dimulai dari Lakon Minggat (2004) sampai dengan Lakon Walidarma (28-29 Desember 2019). Dari hampir semua lakon yang dipentaskan, unsur humor berperan dalam membangun alur cerita dan suasana cerita. Dari banyaknya lakon yang ada dipilih satu lakon berjudul Panguwasa Samodra (dipentaskan di Concert Hall TBY tanggal 7-8 Juni 2019) menjadi studi kasus. Metode penelitian akan dilakukan melalui dua tahap, yakni tahap pengumpulan data dan tahap analisis data. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, diskografi, dan bedah naskah. Tahap analisis data dilakukan dengan melacak peristiwa yang terjadi, mengklasifikasikan data, kemudian mencari jenisjenis humor untuk selanjutnya ditentukan pola, serta melacak ideologi/latar belakang penampilannya. Hasil yang didapat adalah dalam lakon Panguwasa Samodra dapat ditemukan sekitar 16 konsep humor, di antaranya adalah bombastis, ironi, kesalahpahaman, pun, jawaban, sarkasme, kiasan seksual, kejutan konseptual, absurd, pengulangan, kebodohan, rasa malu, imitasi, kecanggungan, pengejaran, dan berlebihan. Selain itu, terdapat tiga pola humor dalam Ketoprak Tjonthong yaitu pola pengkarakteran pemain, pola penaamaan tokoh, dan pola pengadegan. Berkaitan dengan ideologi
Tidak tersedia versi lain