Penelitian
Representasi Otoritarianisme Orde Baru Dalam Drama-Drama Rendra
Penelitian ini bertujuan mengkaji makna otoriter dalam drama Mastodon dan Burung Kondor, Kisah Perjuangan Suku Naga, dan Penembahan Reso, karya WS Rendra. Penelitian ini menggunakan teori semiotika drama. Metode pendekatan yang dipakai adalah analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga draa banyak mengandung tanda-tanda yang bermakna. Tokoh Max Carlos, Ratu Astinam, dan Raja Tua yang berkuasa dengan otoriter secara konotatif menyebut Soeharto sebagai penguasa Orde Baru. Tokoh Jose Karosta, Abisavam, dan Panji Tumbal secara konotatif menyebut para pejuang demokrasi di Indonesia termasuk Rendra. Peristiwa penyesoran pers yang dilakukan Ratu Astinam secara konotatif mengacu pada rezim Soeharto yang sering membredel pers yang tidak mendukung pemerintah. Pengusaha asing Duta 1-4 (KPSN) yang merusak lingkungan secara konotatif mengacu pada pengusaha asing yang merusak lingkungan seperti PT Freeport Indonesia dll. Setting cerita ketiga drama yang bersifat fiktif secara konotatif mengacu pada negara Indoneisa Era Orde Baru. Otoritarian dalam drama ketiga itu dapat sebagai media pendidikan politik generasi sekarang agar otoritarian tidak terjadi kembali pada masa yang akan datang.
Tidak tersedia versi lain