Katalog Pameran/Karya
Perempuan Di Balik Warna dan Garis
Ikatan Isteri Senirupawan Yogyakarta, disingkat IKAISYO, mungkin terlalu mentereng kalau disebut organisasi standar ilmu manajemen. Sebab, IKAISYO lebih sebagai paguyuban, forum silaturahmi yang mengedepankan rasa kekeluargaan daripada pencapaian standar sebuah organisasi moderen yang serba spesialis dan rinci. Untuk itu, ketika saya diminta untuk menyusun buku "tentang IKAISYO" justeru bertanya-tanya, pada bagian manya yang hendak ditulis? Penerbitan buku ini berkait dengan akan diadakannya Pameran Seni Rupa oleh Keluarga Besar IKAISYO di Yogyakarta. Organisasi ini pernah menggelar pameran serupa di Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar bekerjasama dengan pihak ketiga. Tahun 2000 ini akan menyelenggarakan pameran sejenis di Yogyakarta dan akan "dikerjakan" sendiri. Selayaknya pemeran, biasa, diterbitkan Katalogus Pemeran berbentuk buku. Konon, para kontributor gagasan, "bapak-bapak yang aktif di IKAISYO", menyarankan agar tidak sekadar katalogus pameran, bagaimana kalau juga ada catatan perihal kiprah IKAISYO? Gayung bersambut, ternyata yang aktif di organisasi ikatan isteri seni rupawan juga para suami yang perupa atau bukan perupa, yang suka ngantar isteri ke pertemuan IKAISYO. Otomatis, IKAISYO ternyata bukan sekadar organisasi para isteri melainkan tersangkut pula, secara langsung atau tidak langsung, para suami(nya). (Ya, para suami "sayang isteri" atau yang masih suka "nguntit" kemana isteri pergi.!!!). Jadilah, IKAISYO tampak unik. Organisasi para isteri yang selalu "dibayangbayangi" para suami. (Para isteri pada arisan, para suami pada terlibat obrolan). Lebih tepat, IKAISYO adalah organisasi keluarga senirupawan. Sebagai sebuah keluarga besar, setiap kebijakan yang akan diambil harus mendengar semua, menampung semua dan sepakat semua. Dan, karena kekeluargaan itu pulalah, tenggang rasa, saling menghargai, bantu-membantu, kasih mengasihi, asah-mengasah, dorong-mendorong, bertegur sapa, saling memberi perhatian lebih dikedepankan untuk sebuah kerukunan pergaulan di lingkup komunitas kesenirupaan. IKAISYO menjadi sebuah forum silaturahmi keluarga besar komunitas senirupa di Yogyakarta, meski diakui belum semua senirupawan di Yogyakarta bersedia masuk ke organisasi ini -dan memang tidak ada keharusan untuk semuanya masuk aktif di IKAISYO. Lalu apa yang mesti "diisikan" ke dalam "buku kenangan" itu? Yang sudah s, satu sisi isi buku itu berisi: panduan Pameran Seni Rupa IKAISYO Tahun 2000. an ini, menggunakan va vangkriteria akan dipamerkan umum belaka. dariYaitu tangan berisi seorang pengantar pengamat atau amatanseni.
Tidak tersedia versi lain