Buku Teks
Face to face identity in Indonesia art
Melangkah ke dalam rumah, kami langsung merasakan nuansa khas tempat itu, dengan tanaman hijau dan halaman depan yang artistik. Rumah eklektik ini terletak di Pondok Indah, Jakarta Selatan, sebuah perumahan kelas atas yang berkembang di tahun delapan puluhan. Rumahnya agak jauh dari jalan utama, sehingga daerah itu sunyi dan menenangkan, hanya terdengar kicauan burung dan mobil-mobil yang lewat. Rumah itu memiliki garis pagar yang cukup rendah, yang tidak biasa untuk rumah kelas atas di Jakarta, dan sejumlah patung menyambut kami di halaman depan di antara tanaman hijau. Suasana artistik seperti itu jarang ditemukan di hutan kota Jakarta yang semakin menyesakkan. Rumah itu seperti oasis dimana kita bisa sejenak melupakan hiruk pikuk Jakarta. Di sepanjang koridor rumah kita banyak melihat patung-patung figuratif, realis, maupun abstrak. Di sebelah kanan koridor kita melihat sebuah ruangan dengan banyak jendela, sofa, dan meja kayu besar. Dari jendela kita melihat kolam renang menghadap ke hijau. Masih ada patung-patung lainnya, di tepi kolam dan di sudut-sudut taman. Di ruangan itu sendiri kita melihat satu set patung lagi, dengan dua lukisan mengapit pintu: itu adalah potret seorang lelaki jangkung dengan kacamata bergaya, sibuk dengan ponselnya. Sosok dalam lukisan itu adalah sosok empu rumah: Deddy Kusuma.
Tidak tersedia versi lain