Buku Teks
Berkibarlah Benderaku:Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka
Sejak hari kami memproklamasikan kemerdekaan, Sang Merah Putih yang suci itu telah berkibar siang dan malam, ditengah hujan dan tembakan hingga kami pindah ke Jogyakarta. Dalam perjalanan kereta api ia kubawa di dalam koporku sendiri. Warna merahnya sudah pucat menjadi merah mawar, Akan tetapi di dalam hati kami ia tetap merah darah yang tertumpah di dalam perjuangan mempertahankannya. Setiap tahun, tepatnya ketika Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diperingati kelahirannya, kita semua diingatkan oleh hadirnya sebuah lambang suci bangsa kita, yaitu Bendera Pusaka, satu di antara pusaka-pusaka Republik Indonesia yang kita junjung tinggi.Kita hanya mengingat Bendera Pusaka ini sesaat. Kemudian, ingatan kita kepada Bendera Pusaka seakan terkemas kembali, seperti halnya Bendera Pusaka yang selama ini disimpan di sebuah peti. Tradisi ini sekarang akan diubah. Perubahan ini dilakukan tidak semata-mata karena Bendera Pusaka dijahit sendiri oleh seorang pahlawan nasional bangsa, Fatmawati. Perubahan ini dilakukan untuk menempatkan Bendera Pusaka dalam wahana sejarahnya yang lebih layak.
Dalam rangka menempatkan Bendera Pusaka dalam wahana sejarahnya itu pulalah buku berjudul "Berkibarlah Benderaku : Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka" ini diterbitkan. Buku ini mengupas secara singkat sejarah Merah-Putih yang bahkan dapat ditelusuri jejaknya sejak 6000 tahun yang silam : sejarah Bendera Pusaka itu sendiri, perjuangan bangsa Indonesia ketika mengibarkan Sang Saka Merah-Putih setelah memproklamasikan kemerdekaannya, serta kemudian terciptanya tradisi pengibaran Bendera Pusaka dengan Paskibraka-nya yang telah menjadi legendaris.
Tidak tersedia versi lain