Tugas Akhir
Perancangan Interior Rumah Difabel Netra Pak Suyono Di Gamping Yogyakarta
Tulisan berikut merupakan gambaran perancangan bagaimana desain hunian
tinggal yang mampu memenuhi kebutuhan pasangan tunanetra dengan desain
hunian penuh rasa. Perancang membaca potensi dan kelebihan pengguna
sehingga, berfokus pada kebutuhan dan aktifitas utama dan mendasar.
Keterbatasan salah satu indra tidak melumpuhkan diri mereka begitu saja.
Berangkat dari empati dan kesadaran desainer didukung dengan pendekatan
user-centered design, perancangan ini menjadi perantara dalam
memvisualisasikan ruang yang mempu berkomunikasi dengan pengguna,
ruang yang mampu membantu memenuhi kebutuhan pengguna, dengan tanpa
menyulitkan pengguna. Seluruh elemen ruang diolah dengan memanfaatkan
kemampuan pengguna (taktil, kepekaan suara, dan rasa/aroma), sehingga
menciptakan rupa baru dalam mewujudkan hunian yang multisensory. Dengan
demikian multisensory design menjadi jawaban dari proses perancangan
interior hunian itu sendiri.
Tidak tersedia versi lain