Tugas Akhir
Tafsir Garap Rebab pada Gending Ragamulya Laras Slendro Pathet Sanga Kendhangan Candra Versi Apriditya Kurniawan
Skripsi ini berjudul “Tafsir Garap Rebab pada Gending Ragamulya Laras Slendro Pathet Sanga Kendhangan Candra Versi Apriditya Kurniawan”. Gending tersebut merupakan salah satu gending gaya Yogyakarta. Struktur Gending Ragamulya terdiri dari beberapa bagian. Urutan penyajiannya dimulai dengan buka, lamba, dados, pangkat dhawah dan diakhiri dengan bagian suwuk. Bagian dados Gending Ragamulya memiliki dua cengkok atau dua gongan yang berbeda. Secara rinci, bagian dados terdiri dari 16 sabetan balungan pada setiap kenongnya. Jumlah keseluruhan terdiri dari 64 sabetan balungan yang dibagi dalam empat kenongan dalam satu gongan. Bagian dados menggunakan ciri pola tabuhan balungan mlaku, sedangkan bagian dhawah menggunakan pola tabuhan nibani. Gending Ragamulya termasuk gending minggah kendhang, hal tersebut berpijak pada pernyataan Martopangrawit dari dalam bukunya yang berjudul “Pengetahuan Karawitan I”, menjelaskan bahwa minggah kendhang adalah suatu sajian dengan kendhang saja yang “minggah” adapun lagunya tetap menggunakan lagu inti dari merong. Sedangkan minggah gending adalah suatu inggah yang lagunya tidak mengambil dari lagu merong, entah berbentuk balungan mlaku atau balungan nibani. Karawitan gaya Yogyakarta menyebut inggah dengan istilah dhawah. Merujuk dari pernyataan yang dimaksudkan, notasi balungan Ragamulya bagian tersebut termasuk dalam gending minggah kendhang karena bagian dhawah mengambil lagu bagian lamba dan dados. Gending Ragamulya setelah dianalisis, ambah-ambahannya sangat bervariasi. Tidak bisa dibagi secara pasti, misal kenong pertama dan kedua ambahambahan kecil dan seterusnya. Sesuai dengan analisis, gending tersebut banyak menggunakan ambah-ambahan tengah. Gending tersebut merupakan gending pathet sanga, namun setelah dianilis pathetnya terdapat percampuran yaitu pathet sanga dan manyura.
Kata Kunci: Gending Ragamulya, rebab, dan garap.
Tidak tersedia versi lain