Tugas Akhir
"Lagu Dolanan Jawa": Sebuah Komposisi Musik dalam Format Piano Concerto
Karya musik “Lagu Dolanan Jawa” ditujukan untuk mengeksplorasi
penggabungan musik budaya Barat melalui bentuk piano concerto mengacu pada era
klasik dan romantik, dengan praktik musik budaya Timur yang terdiri dari tiga lagulagu dolanan Jawa yaitu Gundul-gundul Pacul (untuk movement pertama); Lir Ilir
(untuk movement kedua); dan Cublak-cublak Suweng (untuk movement ketiga).
Gagasan menciptakan karya musik ini berasal dari pengamatan budaya-budaya, serta
sebagai eksperimen dan praktik musik penulis yang tertantang untuk menggabungkan
musik budaya Barat (era klasik dan romantik) sebagai bidang yang ditekuni penulis
secara akademik, dengan musik budaya Timur yang menjadi lingkungan budaya
tempat penulis dibesarkan.
Karya “Lagu Dolanan Jawa” tidak hanya terinspirasi dari melodi-melodi
ketiga lagu dolanan Jawa tersebut, namun juga terinspirasi oleh lagu-lagu gubahan
Jaya Suprana; Piano Concerto No. 1 in Bes Minor Op. 23 oleh Pieter Illich
Tchaikovsky; Piano Concerto No. 5 “Emperor” oleh Ludwig Van Beethoven; dan
Piano Concerto No. 9 K.271 oleh Wolfgang A Mozart. Penulis juga menggunakan
sumber-sumber literatur mengenai teori musik concerto yaitu oleh Caplin (2013),
Stein (1979), Adler (2002), dan beberapa sumber literatur yang disebutkan pada
skripsi ini.
Tulisan penulis ini ditujukan guna menjawab dua pertanyaan utama, yaitu: (1)
bagaimana cara mengintegrasikan “lagu-lagu dolanan Jawa” ke dalam komposisi
musik dengan format piano concerto; dan (2) bagaimana proses pembuatan karya
lagu tersebut. Untuk dapat menggabungkan unsur-unsur musik tersebut, penulis
melakukan proses dan cara pengintegrasian nada-nada pentatonik laras pelog dan
slendro dari ketiga lagu dolanan Jawa tersebut, dengan nada-nada diatonis. Penulis
juga mengeksplorasi karya “Lagu Dolanan Jawa” melalui aplikasi praktik bentuk
concerto menurut Caplin (2013) yang terdiri dari introduksi, eksposisi, development,
rekapitulasi dan coda. Penyelarasan nada-nada tersebut dijadikan oleh penulis sebagai
inspirasi komposisi karya “Lagu Dolanan Jawa” pada bagian eksposisi dan
rekapitulasi, untuk menciptakan nuansa musik era klasik dan romantik, penulis
memainkan kreativitas pada bagian development, melalui praktik fantasia, yang
tersebar di ketiga movement “Lagu Dolanan Jawa”. Pada kesimpulan, penulis
membuktikan bahwa praktik pengintegrasian nada-nada pentatonik ke dalam nadanada diatonis sangat feasible untuk dilakukan sebagai tahapan paling penting dalam
penggubahan karya “Lagu Dolanan Jawa”.
Tidak tersedia versi lain