Tugas Akhir
Kajian Teks Bedhaya Sumreg Keraton Yogyakarta
Kajian teks yang mengacu pada studi pustaka sebuah naskah tariyang berupa manuskrip koleksi perpustakaan Kridha Mardawa Keraton Yogyakarta ini diketahui susunan materi gerak bedhaya Sumreg dan keterkaitan makna kata sumreg dengan pola lantai dan pola gendhing pengiringnya. Irama dramatik dalam bedhaya Sumreg, terangkai dengan tetap dan teratur melalui mandheg dan milir-nya motif-motif gerak tari puteri gaya Yogyakarta. Masing-masing motif gerak secara tidak langsung mengalami pengembangan dalam berbagai variasi, baik dari segi aksi, ruang, serta waktu. Setiap motif-motif gerak yang ditemukan dalam bedhaya Sumreg, terangkai melalui tatanan yang cukup selektif. Sejumlah motif-motif gerak yang masuk dalam kategori motif gerak mandeg, tetap memuat unsur-unsur gerak milir. Pola-pola gendhing yang ditampilkan di dalamnya secara struktural tetap menggunakan tata aturan baku yang sampai sekarang lazim disebut dengan lampah bedhayan. Pengolahan pola lantai serta motif-motif gerak dalam rangkaian bedhaya Sumreg tidak terkait secara langsung dengan makna sumreg seperti dijelaskan dalam Bausastra Jawa-Indonesia, yang mengandung arti ribut, gempar, gaduh, dan hiruk-pikuk. Pengolahan pola lantai yang terjadi sekiranya mengacu pada pergolakan politik yang tengah berkecamuk pada waktu itu. Ungkapan seni yang berbentuk bedhaya Sumreg ini mengandung misi yang positif, karena bisa dipakai sebagai langkah awal untuk membuka tabir misteri dari bentuk tari yang dianggap pusaka tersebut. Ungkapannya yang tidak saja terbatas pada materi tekstual tetapi lebih dari itu juga mencakup seluruh materi kontekstualnya, merupakan daya tarik tersendiri baik untuk perkembangan maupun pengkajian bagi dunia tari.
Tidak tersedia versi lain