Tugas Akhir
Proses Penciptaan Ketoprak Lesung Modin Karok Teater Gadjah Mada Yogyakarta
Proses produksi ketoprak lesung di mulai sejak tahun 2001. Motivasi Teater Gadjah Mada memilih bentuk pertunjukan ketoprak lesung ini: pertama karena ada keinginan untuk mencoba bereksplorasi pada bentuk teater selain format teater naskah-naskah terjemahan Barat (modern); kedua ketoprak lesung sebagai warisan budaya bangsa Indonesia sudah sepatutnya untuk dilestarikan. Dengan pertimbangan itu Teater Gadjah Mada mulai bereksplorasi baik pada wacana sejarah, tokoh, cerita maupun seni keaktoran, model penggarapan dan keartistikkan. Teater Gadjah Mada mementaskan ketoprak lesung sebagai kebebasan berkreasi terhadap seni tradisional, hasilnya dapat dilihat pada pementasan lakon: Naga Gringsing (2001) Modin Karok (2001-2005), Alangalang (2003-2005), Jaran Sungsang (2005) dan Onto Soroh Nyai Surati (2007). Dari berbagai pertunjukan ketoprak lesung Teater Gadjah Mada yang mendapat respon terbanyak dari media massa dan penonton diberbagai daerah adalah lakon Modin Karok. Proses penggarapan lakon ini berawal dari penciptaan ide, mencari referensi, studi lapangan (etnografi), mediakusikan bersama, mencatat hal penting selama proses penciptaan teater, mengimprovisasikan berdasarkan ringkasan cerita. Dari peroses itu lah lakon Modin Karok menjadi sebuah karya yang berkualitas untuk penontonnya.
Tidak tersedia versi lain