Buku Teks
Blues untuk Bonnie
Membaca antologi puisi Rendra yang satu ini, memaksa kita untuk berpendapat, bahwa Rendra tengah bercerita. Gaya puisinya naratif deskriptif dengan bahasa lugas, boleh dikatakan sajak Rendra berupa epik. Saya pikir Rendra sudah jengah dengan kaidah estetika yang rumit, hingga akhirnya dia lebih memilih berkelana bebas dengan bahasa-bahasa yang lebih populer namun menggelitik. Lihat saja, bagaimana dia menyinggung realitas sosial dibumbui dengan unsur seks, yang kemudian melahirkan puisi Bersatulah, Kepada M.G, Pesan Pencopet. Dia pun banyak menggunakan gaya-gaya sindiran, untuk merekam momen-moment ironis. Kita bisa melihat ini dalam puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta, Blues Untuk Bonnie, dan juga Rick dari Corona.
Tidak tersedia versi lain