Tugas Akhir
Manusia Yang Tumbuh di Tengah Limbah Sampah
Keberadaan TPST Piyungan yang berdekatan dengan pemukiman warga cukup memiliki dampak positif maupun negatif terhadap kesejahteraan hidup masyarakat sekitarnya. Masyarakat mulai hidup berdampingan dengan sampah. Karena adanya perubahan pola kehidupan yang awalnya bertani, namun beralih menjadi pemulung, pengepul dan buruh pengepul. Peralihan itu akhirnya menimbulkan dampak, secara ekonomi, masyarakat terbantu dengan adanya sampah untuk dijual kembali. Di sisi lain, keadaan tersebut berpengaruh terhadap keadaan lingkungan, kondisi kesehatan serta perilaku sosial masyarakat, karena melakukan kontak secara kontan dengan sampah. Realitas yang terjadi di tempat pembuangan akhir sampah pun juga terlihat dari perbedaan kedudukan antara pengepul dan pemulung, pengepul yang mempekerjakan banyak pemulung dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dari seorang pemulung, dan memungkinkan seorang pengepul memperoleh keuntungan lebih besar. Sebagai makhluk sosial penulis mengungkapkan bentuk keprihatinan sosial terhadap keadaan yang terjadi pada manusia yang hidup berdekatan dengan limbah sampah yang divisualisasikan dalam bentuk karya seni grafis dengan gaya surrealisme simbolik. Penciptaan ini bertujuan untuk mewujudkan konsep dengan menemukan ide bentuk serta teknik yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan yakni artistic research. Penggunaan metode ini sebagai alat atau media untuk membantu menginformasikan sang seniman serta memudahlan pembaca dalam memahami arah dari sebuah penelitian. Metode dalam penciptaan yaitu: eksplorasi, improvisasi, pembentukan. Adapun hasil dari perancangan yaitu karya seni grafis relief print dengan judul : Terbelenggu, Disparitas, Dilematis, The invisible hand, Nyunggi Lara, Pseudo, Sirkulasi Yang patah, Diatas keadaan. Karya seni grafis ini diharapkan dapat membuka ruang berpikir kritis dalam melihat realitas sosial yang terjadi di tempat pembuangan akhir sampah.
Tidak tersedia versi lain