Tugas Akhir
Analisis Akting Peserta Tingkat I Kelas Akting Salihara 2019 dalam Pementasan Jakarta Setelah 18:00
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akting para peserta program kelas akting Salihara 2019 khususnya akting Carya Maharja dalam pementasan yang berjudul Jakarta Setelah 18:00 setelah mengikuti program kelas akting Salihara 2019 selama tiga bulan. Analisis Akting Peserta Tingkat I Program Kelas Akting Salihara 2019. Pada Pementasan Jakarta Setelah 18:00 menggunakan pendekatan The System Stanislavsky. The System Stanislavsky digunakan untuk menguraikan para peserta kelas akting Salihara 2019 dan capaian akting Carya Maharja dalam pementasan Jakarta Setelah 18:00. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitan deskriptif dipilih karena mampu menjabarkan dengan objektif peristiwa yang terjadi selama penelitan berlangsung. Sebagai penunjang data penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan pengumpulan dokumentasi. Peneliti juga melakukan transkrip pertunjukan guna pembaca dapat mengetahui dan memahami peristiwa yang terjadi di Jakarta Setelah pukul 18:00 berlangsung. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peserta tingkat I kelas akting Salihara 2019 mampu mencapai kemampuan akting dengan cara mereka masing-masing. Khusus Carya Maharja mampu mencapai motivasi, rasa yakin dan kebenaran serta intonasi jeda dengan maksimal. Ia dapat berperan dengan baik pada aktingnya di Jakarta Setelah pukul 18:00. Carya mampu meyakinkan penonton dengan memanfaatkan melalui laku, pikiran dan emosi yang diaktualisasikan di dalam pentas. Ia juga mampu menjaga fokus dan perasaan, pikiran dan laku sepanjang pertunjukan. Tidak ada tendensi untuk mempertontonkan kemampuan berakting dalam peran yang dilakukan Carya. Ia dalam aktingnya begitu perhatian penonton. Capaian terendah Carya Maharja dalam pementasan Jakarta setelah 18:00 adalah pada saat ia berpasangan dengan Thenesia melakukan panggilan telepon. Capaian maksimal akting Carya maharja ketika adegan ia menceritakan kondisinya yang mengidap skizofrenia. Ukuran untuk seseorang yang baru pertama kali berperan Carya mencapai titik maksimal di dalam pikiran. Kata kunci : akting, kelas akting Salihara, Carya Maharja, Stanislavsky. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akting para peserta program kelas Salihara 2019, khususnya akting Carya Maharja dalam pertunjukan bertajuk Jakarta After 6:00 pm setelah mengikuti program kelas akting Salihara 2019 selama tiga bulan. Analisis Akting Peserta Tingkat I Program Kelas Salihara 2019. Pada pementasan Jakarta Setelah jam 6 sore menggunakan pendekatan System Stanislavsky. Sistem itu digunakan Stanislavsky untuk menggambarkan akting para peserta kelas Salihara 2019 dan membedah prestasi akting Carya Maharja dalam pementasan Jakarta After 18:00. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif dipilih karena mampu menggambarkan secara objektif peristiwa yang terjadi selama penelitian. Untuk mendukung data penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan pengumpulan dokumentasi. Peneliti juga melakukan transkrip acara agar pembaca dapat mengetahui dan memahami peristiwa yang terjadi selama pertunjukan Jakarta After 18:00. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Carya Maharja mampu mencapai motivasi yang maksimal, keyakinan dan kebenaran serta intonasi jeda. Ia mampu berakting dengan baik dalam pementasan Jakarta Setelah pukul 6 sore Carya mampu meyakinkan penonton dengan perannya melalui aksi, pikiran dan emosi yang diaktualisasikan di atas panggung. Ia juga mampu menjaga fokus dan intensitas perasaan, pikiran, dan tindakan selama pertunjukan. Tidak ada kecenderungan untuk menunjukkan kemampuan akting dalam peran yang dimainkan Carya. Dalam aktingnya, ia memikat perhatian penonton. Penampilan terendah dari akting Carya Maharja dalam sebuah pagelaran di Jakarta Setelah pukul 6 sore adalah saat ia bermitra dengan Thenesia untuk melakukan panggilan telepon. Penampilan maksimal dari akting Carya Maharja adalah saat adegan tersebut menceritakan tentang kondisinya yang skizofrenia. Ukuran seseorang yang baru pertama kali memerankan Carya adalah mencapai titik maksimal dalam perannya.
Tidak tersedia versi lain