Buku Teks
Estetika Paradoks
Buku ini menunjukkan fakta bahwa Indonesia kaya dengan peninggalan-peninggalan artefak budaya, berwujud banyak benda yang tak terhitung banyaknya, mengandung alam pikiran kolektif sezaman. Tersirat ada pola hubungan yang membangun makna tertentu dari setiap zamannya. Dari yang banyak dan beraneka ragam budaya itu dapat ditarik pola-pola dasar yang kurang lebih sedikit perubahannya. Ditekankan dalam buku ini bahwa manusia pra-modern Indonesia mempercayai realitas sebagai yang menunjuk segala sesuatu, baik tak terindera maupun yang terindera dalam ruang dan waktu. Alam yang dibatasi ruang dan waktu berseberangan dengan alam tanpa ruang dan waktu yang tidak terbatas. Kedua alam dapat menyatu melalui alam ketiga yang mengandung sifat keduanya sehingga bersifat paradoks, disebut alam sakala-niskala. Buku ini diantaranya membahas tentang: filsafat paradoks, yang membahas antara lain tentang: filsafat Indonesia, symbol seni, seni ritual, seni pertunjukan, dan tabu seni. Bahasan tentang pola-pola dasar mengupas tentang pola dua, yang berisi antara lain: mitologi dan kosmologi, estetika pola dunia yang merinci seni pertunjukan Papua dan Wedoid. Pola tiga mengupas tentang mitologi Sunda, Minangkabau, Bugis, dan Batak. Estetika pola tiga tentang symbol atap; rumah adat orang Bajawa di Flores, rumah adat Sunda, Jambi, dan Ulos Batak Toba. Pola empat tentang mitologi pola empat, yaitu mitologi Melayu, Kerinci, dan Ternate. Estetika pola empat, menampilkan batik Jambi dengan berbagai motif.Pola lima, nemampilkan mitologi pola lima; Manikmaya dan mitologi Bali dengan mitos Oedipus Watugunung. Estetika pola lima meliputi: batik, keris, wayang kulit, dan falsafah wayang.
Kata kunci: filsafat, mitologi, kosmologi
Tidak tersedia versi lain