Tugas Akhir
Upatane Trigantalpati
Lakon Upatane Trigantalpati adalah sebuah garap baru tentang tokoh Trigantalpati. Lakon ini menceritakan perjalanan hidup Trigantalpati dari meninggalkan Gendaradesa sampai menjadi patih di Astina. Dalam perjalanan hidupnya, Trigantalpati banyak mengalami peristiwa-peristiwa yang membuatnya kecewa yang mengakibatkan Trigantalpati sakit hati. Peristiwa itu tidak dialami oleh Trigantalpati sendiri tetapi dialami oleh kedua saudaranya yang sangat dia cintai dan mencintainya, yaitu Gandariba dan Gendari. Peristiwa-peristiwa yang menyakitkan itu membangkitkan perasaan amarah pada diri Trigantalpati, sehingga Trigantalpati membuat sumpah atau upata untuk membalaskan semua sakit hatinya dalam konsep upata males lara wirang. Rumusan ide lakon ini berangkat dari tiga lakon utama yang dijadikan sebagai sumber penciptaan, yaitu lakon Jumenengan Pandhu, Gandamana Tundung, dan Banjaran Sengkuni pada kematian Pandhu. Ketiga lakon tersebut secara garis besar menceritakan perjalanan Trigantalpati namun tidak memunculkan konsep males lara wirang. Sehingga itu yang membuat pengkarya menggarap tokoh Trigantalpati yang berbeda dengan ketiga lakon tersebut yang lebih menekankan pada upata males lara wirang.
Tidak tersedia versi lain