Partitur/Praktek Musik
Budaya akademik
Budaya Akademik dalam risalah ini diartikan sebagai gambaran “bentuk – struktur – proses pendidikan tinggi” yang dapat dialami, dirasakan, dan dilaksanakan oleh segenap jajaran Sivitas Akademika dalam menyiapkan generasi muda yang mampu menjaga, membina dan membawa rakyat Indonesia tercinta ke dalam kehidupan berkeadilan, sejahtera dan bahagia sehingga dalam perlombaan menyusur waktu bersama dengan bangsa-bangsa lain, Indonesia menjadi bangsa yang dihormati karena karya keilmuannya, martabatnya, dan peradabannya. Buku ini menyumbangkan suatu konsep penjabaran makna dari budaya akademik ini, suatu tawaran, barangkali berguna dan yang terpenting adalah semoga naskah ini dapat berfungsi sebagai stimulus awal dalam menyusun konsep yang lebih sempurna dan yang terpenting dapat diaplikasikan, dengan harapan pendidikan tinggi berlangsung dengan baik sesuai amanat peraturan perundang- undangan dan harapan masyarakat yaitu pendidikan tinggi sebagai pilar pembangunan memajukan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia. Secara garis besar buku ini terdiri atas delapan ranah kajian (domain), yaitu seperti berikut. Pertama, Berpikir Akademik, dengan ciri-cirinya berpikir rasional objektif, berpikir lurus dan taat asas, dengan 3 fondasi berpikir akademik yaitu melihat/menatap masa depan, selalu menyediakan alternatif, menghindari nihilisme atau kemandegan. Kedua, Etika Akademik, dengan intinya adalah kejujuran dan integritas. Ketiga, Perilaku Akademik, yang intinya saling menghargai yang basisnya adalah kepakaran, dengan struktur komunitas akademik yang berbasiskan kekeluargaan dan kerja sama, yang lazim disebut kolegialitas, dan pola komunikasi bertumpu argumentasi yang sahih (valid), berdasarkan referensi ilmiah, konsensus maupun perundang undangan. Keempat, Teori tentang Berpikir. Maksud dari bab ini adalah memasukkan logika ke dalam dunia akademik, apapun fakultas dan jurusannya. Semua orang apalagi sarjana wajib paham tentang logika yang tidak lain adalah cara berpikir lurus. Kelima, Teori tentang Sains. Keenam, Teori tentang Kebenaran dan Kesalahan.Ketujuh, Teori tentang Belajar dan Mengajar. Kedelapan, Keindonesiaan dalam Perspektif Budaya yang disusun bersama dua budayawan sahabat yang berkenan menyumbangkan pikirannya secara sukarela yaitu budayawan Abrar Yusra dan budayawan Leon Agusta yang kini keduanya sudah kembali kepada Sang Khalik.
Tidak tersedia versi lain