Tugas Akhir
Ang - Ah
Ang-Ah merupakan judul karya tari ini. Kedua aksara suci Ang dan Ah ini merupakan dua kesatuan yang berbeda atau bertentangan, oleh sebab itu aksara suci ini disebut pula rwa bhineda. Dalam tubuh manusia aksara Ang bertempat di mata kanan dan aksara Ah bertempat di mata kiri. Jika kedua aksara bersatu dan dapat dikendalikan dengan baik maka aksara Ang dan Ah akan menjadi aksara A-Kara yang
bersthana atau bertempat di kening. Penyatuan Ang dan Ah menjadi A-kara merupakan simbol dari berhasilnya penyatuan yang harmonis dalam konsep rwa
bhineda. Penata mencoba menginterpretasikan konsep rwa bhineda yang dipersepsikan oleh kaki Dahan Kopeng untuk diekspresikan ke dalam sebuah karya tari . Tokoh Ki Mangku Pucang dalam pertunjukan sakral tari Baris Goak menjadi refleksi bagi penata,sebagai manusia yang mencoba melaksanakan pengendalian terhadap sifat baik dan sifat buruk untuk mencapai keseimbangan yang harmonis. Gerak yang diolah dalam karya tari ini berpijak pada gerak-gerak tari tradisi Bali karakter putra seperti malpal, ngoyod piles, nyogroh, ngopak lantang, ngoyod
ngunde, sledet. Beberapa motif gerak dari tari Baris Goak di antaranya ngingsah kiri
kanan, ngingsah maju , dan ngadeg yang digunakan sebagai motif dasar dalam garapan ini. Pengembangan motif-motif gerak tari tradisi ini diarahkan untuk mendapatkan materi gerak yang dapat mengekspresikan karakter gerak yang saling berlawanan, mewakili makna konsep rwa bhineda. Selain melalui gerak, warna busana yang didominasi putih, hitam, dan poleng juga dimaksudkan sebagai presentasi dari dua unsur yang berbeda dan menyatu saling melengkapi membentuk harmoni.
Tidak tersedia versi lain